JABAR EKSPRES – Wisata kosmetik memang tengah naik daun, terutama bagi mereka yang menginginkan tampilan baru dengan harga miring. Namun, warga Australia kini diperingatkan untuk berhati-hati sebelum memutuskan bepergian ke luar negeri demi operasi plastik murah. Dr. Amira Sanki, seorang ahli bedah plastik ternama di Sydney, Australia, mengungkapkan kekhawatirannya terkait meningkatnya jumlah pasien yang mengalami komplikasi serius setelah menjalani operasi plastik di luar negeri.
“Kami melihat peningkatan yang signifikan dalam kasus komplikasi di rumah sakit kami, terutama dari pasien yang baru kembali dari luar negeri,” ujar Dr. Sanki dalam wawancaranya dengan Yahoo News. Ia menyebutkan, mulai dari kasus ringan hingga kondisi yang mengancam nyawa, banyak pasien yang harus dirawat intensif setelah operasi yang mereka kira akan memberikan hasil instan dan memuaskan.
Salah satu contoh paling mencolok adalah seorang wanita yang mengalami infeksi parah pada cangkok lemak bokongnya. Infeksi ini membuatnya harus menjalani operasi berulang kali serta menerima terapi antibiotik yang cukup intens. Bahkan, ada satu kasus di mana seluruh keluarga tertular hepatitis usai melakukan implan gigi di India. Ini hanya beberapa dari banyak kasus yang menunjukkan betapa tingginya risiko wisata kosmetik murah di luar negeri.
Pengaruh besar dari media sosial, khususnya TikTok, juga tidak bisa diabaikan dalam fenomena ini. Di platform tersebut, berbagai klinik di luar negeri dengan bebas menampilkan hasil operasi yang terlihat glamor dan menggoda. Berbeda dengan di Australia, di mana ada aturan ketat tentang bagaimana iklan untuk operasi plastik bisa dilakukan, klinik-klinik di luar negeri tidak memiliki batasan serupa. Ini membuat iklan mereka terlihat lebih meyakinkan, padahal seringkali tidak mencerminkan realitas.
Asosiasi Ahli Bedah Plastik Estetika Inggris juga melaporkan hal serupa, di mana jumlah orang yang membutuhkan operasi korektif meningkat drastis pada tahun 2021, bertepatan dengan era pasca-Covid ketika orang kembali mulai bepergian. Di Inggris, NHS juga mencatat lonjakan permintaan perawatan darurat bagi pasien yang mengalami komplikasi setelah operasi plastik di luar negeri.