Berkaitan dengan ini, Rasulullah Shallallaahu ‘alaihi wa sallam bersabda:
لَعَنَ اللَّهُ الْوَاشِمَاتِ وَالْمُوتَشِمَاتِ وَالْمُتَنَمِّصَاتِ وَالْمُتَفَلِّجَاتِ لِلْحُسْنِ الْمُغَيِّرَاتِ خَلْقَ اللهِ
“Allah melaknat wanita-wanita yang membuat tato dan yang minta di buatkan tato, yang mencukur alis dan yang merenggangkan gigi untuk kecantikan, yang mereka itu mengubah-ubah ciptaan Allah ” [HR Al-Bukhari dari ‘Abdullah bin Mas’ud Radhiyallaahu ‘anhu no. 4886 dan Muslim no. 2125]
Pada zaman Nabi, yang mudah di lakukan adalah merenggangkan gigi untuk mempercantik diri dan ternyata hal tersebut di larang.
Baca juga : Efek Memakai Behel Bisa Membuat Gigi Kuning, Begini Cara Mencegahnya
Dari dua dalil di atas kita memahami bahwa hukum asal mengubah apa yang Allah Subhaanahu Wa Ta’ala ciptakan untuk kita adalah haram, apalagi jika tujuannya adalah untuk mempercantik diri.
Sebagaimana hukum merubah gigi, maka hukum merubah ciptaan Allah yang lain juga di haramkan seperti: melakukan operasi plastik untuk memancungkan hidung, merubah bentuk kelopak mata, membesarkan anggota badan tertentu atau mengecilkannya, dll.
Adapun jika seseorang memakai kawat gigi karena adanya cacat pada gigi, seperti: giginya gingsul, sususan giginya sangat kontras antara tinggi dan rendahnya sehingga sangat susah untuk makan, sebagian giginya sangat maju ke depan atau sangat mundur ke belakang sehingga susah dan sakit untuk menutup mulut, dll, maka ini di kategorikan sebagai cacat, yang dia boleh memasang kawat gigi untuk merapikannya.
Adapun dalil yang membolehkannya jika ada penyakit atau cacat adalah sebagai berikut:
عَنْ عَبْدِ الرَّحْمَنِ بْنِ طَرَفَةَ أَنَّ جَدَّهُ عَرْفَجَةَ بْنَ أَسْعَدَ قُطِعَ أَنْفُهُ يَوْمَ الْكُلاَبِ فَاتَّخَذَ أَنْفًا مِنْ وَرِقٍ فَأَنْتَنَ عَلَيْهِ فَأَمَرَهُ النَّبِىُّ –صلى الله عليه وسلم– فَاتَّخَذَ أَنْفًا مِنْ ذَهَبٍ.
Di riwayatkan dari ‘Abdurrahman bin Tharfah bahwasanya kakeknya yang bernama ‘Arjafah bin As’ad Radhiyallaahu ‘anhu terpotong hidungnya ketika perang Al-Kulab. Kemudian beliau membuat hidung buatan dari perak, ternyata hidungnya membusuk. Kemudian Nabi Shallallaahu alaihi wa sallam, menyuruhnya untuk memakai hidung buatan dari emas. [HR Abu Dawud no. 4232. Syaikh Al-Albani menghasankan hadits ini]
Ini menunjukkan bolehnya menggunakan sesuatu untuk menghilangkan aib seseorang. Begitu pula dalam sebuah atsar.
Di riwayatkan dari Ibnu ‘Abbas Radhiyallaahu ‘anhuma beliau berkata:
لُعِنَتِ الْوَاصِلَةُ وَالْمُسْتَوْصِلَةُ وَالنَّامِصَةُ وَالْمُتَنَمِّصَةُ وَالْوَاشِمَةُ وَالْمُسْتَوْشِمَةُ مِنْ غَيْرِ دَاءٍ.
“Di laknat: wanita yang menyambung rambut dan yang minta disambungkan rambutnya, wanita yang mencukur alis dan yang dicukur alisnya dan wanita yang mentato dan yang minta ditato, jika tidak ada penyakit.” [HR. Abu Dawud no. 4172. Syaikh Al-Albaniy menshahihkan hadits ini]