JABAR EKSPRES – Airlangga Hartarto resmi mengundurkan diri dari jabatannya sebagai ketua umum partai Golkar pada Minggu (11/8). Kabar tersebut disampaikan langsung olehnya melalui video resmi yang disiarkan Partai Golkar di Jakarta.
“Dengan mengucapkan Bismillahirrahmanirrahim, serta atas petunjuk Tuhan Yang Maha Besar, maka dengan ini saya menyatakan pengunduran diri sebagai ketua umum DPP Partai Golkar,” kata Airlangga dalam video tersebut.
Pernyataan Airlangga yang disebut mendadak ini pun kemudian menimbulkan sejumlah pertanyaan, hingga persepsi dari berbagai kalangan.
Sejumlah nama seperti Bahlil Lahadalia, Gibran, hingga Jokowi diisukan sebagai pengganti kekosongan posisi ketua partai berlogo pohon beringin tersebut.
Selain itu, tak sedikit warganet yang menyebut bahwa mundurnya Menteri Koordinator Bidang Perekonomian dari kepemimpinannya di partai Golkar itu merupakan tekanan dari eksternal. “Jalan mulus Bahlil kuasai Golkar,” ujar seorang warganet di X pada Minggu (11/8).
Bukan tanpa dasar, sejumlah pernyataan serupa bermunculan, usai beredar foto yang menunjukkan Menteri Investasi/Kepala Badan Koordinasi Penanaman Modal (BKPM) itu bertemu dengan Jokowi dan Jusuf Kalla (JK).
“Cuma Airlangga, Jokowi, JL dan Bahlil yang tau “mengapa”. Spekulasi apapun takkan membuka tabir gelap mundurnya ketum Golkar,” ujar warganet lainnya, menanggapi pertemuan Bahlil dengan Jokowi dan JK.
BACA JUGA:Jusuf Hamka Beberkan Alasan Mundur dari Golkar hingga Putuskan Tak Maju di Pilkada 2024
Selain Bahlil, nama Jokowi juga turut disebut-sebut berpeluang menggantika Airlangga untuk menjadi ketua umum Partai Golkar “Presiden Jokowi masih memiliki peluang menjadi Ketua Umum Partai Golkar. Hal ini berkaca dari Ridwan Kamil yang bergabung dan menjadi wakil ketua umum (waketum) ke partai beringin,” ujar akun @Heral***** di X.
Warganet tersebut menambahkan, bahwa Airlangga juga pernah menyebut dirinya siap memberikan tempat terhormat jika Presiden Jokowi ingin bergabung ke Golkar. Dan tempat terhormat tersebut antara ketua umum dan ketua dewan pembina.
Sementara itu, Direktur PoliEco Digital Insight Institute (Pedes) Anthony Leong turut menilai bahwa Bahlil layak menduduki kursi kepemimpinan Golkar.