JABAR EKSPRES, BANDUNG – Konstelasi politik jelang masa pendaftaran makin dinamis. Ridwan Kamil bakal meninggalkan Jabar dan bertarung di Pilkada Jakarta. Guru Besar Ilmu Politik Universitas Padjadjaran (Unpad) Prof. Muradi menilai, mantan Gubernur Jabar itu tidak akan menang mudah di Jakarta.
Muradi menjabarkan, Ridwan Kamil bisa saja kalah di Jakarta meski melawan kotak kosong sekalipun. Di Jakarta, hasil survei elektabilitas Ridwan Kamil saat ini juga masih di urutan ketiga. Masih kalah dengan Anies Baswedan.
Kemudian, Jakarta juga bukan mendan pertarungan sembarangan. Utamanya bagi pendatang baru. “Legitimasi politik Anies tentu juga masih ada yang melekat di publik Jakarta. Terlepas dari berbagai dinamikanya,” paparnya.
Berikutnya, lanjut Muradi, pemilih di Jakarta juga terbilang unik. Jakarta punya kalangan menengah atas yang tidak sedikit. Mereka merupakan orang-orang yang cukup terdidik, dan melek media. Sehingga tidak mudah terpengaruhi. Tentunya butuh waktu yang tidak instan bagi pendatang baru untuk bersosialisasi dengan pemilih Jakarta.
BACA JUGA:Bahaya Kejahatan Kotak Kosong di Pilkada, Ini Kata Pengamat
Muradi melanjutkan, Ridwan Kamil adalah tokoh andalan dari Koalisi Indonesia Maju (KIM) untuk pilkada Jakarta. Di sisi lain, KIM terbentuk tidak juga dari koalisi yang ideologis banget. “Kapanpun masih bisa pecah,” sindirnya.
Ditambah, Pilkada Jakarta juga membutuhkan logistik yang besar. Itu untuk keperluan menarik hati masyarakatnya.
Namun demikian, bagi Muradi, Ridwan Kamil masih bisa menang di Jakarta jika didukung berbagai aspek lagi. Salah satunya dengan memastikan mesin politik partai bisa bekerja maksimal. “Sejauh pengalaman, hanya PKS dan PDIP yang mesinnya berjalan efektif,” tuturnya.
Artinya, lanjut Muradi, Ridwan Kamil atau KIM perlu menarik PKS atau PDIP untuk gabung. Ditambah lagi, sentimen rivalitas antara Persija Jakarta dan Persib Bandung juga menjadi tantangan tersendiri. “Sentimen Jacmania perlu dikendalikan, mereka punya gurita politik yang cukup bagus di Jakarta,” imbuhnya.(son)