JABAR EKSPRES, BANDUNG – Suhu politik di Jabar jelang masa pendaftaran bakal calon Pilkada 2024 makin menghangat. Benih koalisi gemuk nampak akan terbentuk di Jabar. Bahkan berpeluang menghadirkan kotak kosong sebagai lawan dalam Pilkada November nanti.
Pengamat Politik dari Universitas Padjadjaran (Unpad) Firman Manan berpendapat, benih koalisi gemuk itu terlihat dari pergerakan pembentukan Koalisi Indonesia Maju (KIM) di tingkat Jabar. “KIM sepertinya bisa solid sampai ke daerah. Salah satunya Jabar,” tuturnya, Jumat (9/8).
Pertumbuhan benih itu terlihat dari dinamika politik pada beberapa hari terakhir. Misalnya Partai Golkar yang akhirnya mendukung Dedi Mulyadi padahal punya kader kuat Ridwan Kamil. Karena keputusan KIM, Ridwan Kamil ditarungkan di Pilkada Jakarta.
Lalu, mundurnya Kader PAN Bima Arya dari bursa Pilkada Jabar. Lagi-lagi karena keputusan KIM yang menghantarkan dukungan PAN kepada Dedi Mulyadi beserta pasangannya nanti.
Firman menjabarkan, ada sejumlah faktor yang menyebabkan KIM bisa nampak solid sampai tingkat daerah. Khususnya di daerah strategis seperti Jabar dan Jakarta. Alasannya karena ada tawaran insentif menarik di tingkat pusat. “Misalnya terkait kursi kabinet,” cetusnya.
Alasan berikutnya adalah karena masih adanya peran Presiden Jokowi dalam konstelasi Pilkada. “Para ketua partai ini kan juga masih ada di kabinetnya Jokowi, lalu sekarang juga banyak Penjabat (Pj) yang ditugaskan presiden di daerah-daerah. Jadi Presiden Jokowi masih ada kuasa,” sambungnya.
Selain pola yang bersifat tawaran menarik, tekanan terhadap lawan politik juga nampak terjadi. Tujuannya juga untuk menggoyahkan lawan politik yang berseberangan dengan KIM. “Memang yang nampak jelas di Jakarta. Sekarang ada istilah KIM Plus, tapi juga berpeluang di Jabar,” singgungnya.
BACA JUGA:Masyarakat Diminta Sabar, Perbaikan Jalan Nanjung Diharapkan Cepat Tuntas
Dedi Mulyadi Belum Tentu Menang Mudah
Ujung poros KIM di Jabar tentunya pencalonan Dedi Mulyadi sebagai Gubernur Jawa Barat. KIM nampak kompak untuk mengusung mantan Bupati Purwakarta itu. Dan arah pasangannya adalah orang pilihan dari Partai Golkar.