Yadi menjelaskan, kondisi yang dialami Siti terjadi sejak lahir. Namun semangatnya untuk ikut berpartisipasi pada Pilkada dan berbaur dengan khalayak sangat besar.
“Saya guru Siti dari dia kecil dan saya tahu separuh kaum difabel yang ada di Bandung Barat. Siti dari dulu sangat ingin ikut nyoblos dalam setiap pesta demokrasi setiap 5 tahunan,” jelasnya
Oleh karena itu, ungkap Yadi, pada Pilkada serentak 2024 ini, Siti bakal memaksakan untuk datang ke TPS demi menyalurkan hak suaranya.
BACA JUGA: Parkir Liar di Tegar Beriman, Jadi Ajang Bisnis Pemkab Bogor
“Kalau kemarin kan sempat pindah-pindah rumah, tapi lokasi rumahnya cukup dekat dengan TPS, sekitar 20 meter dan harus nyeberang jalan,” ungkapnya.
Yadi menuturkan, meski mengalami dua kondisi, yakni tuna netra dan tuna grahita. Namun untuk keperluan sehari-hari Siti bisa melakukannya sendiri seperti halnya makan.
Menurut Yadi, muridnya itu hanya ingin sama seperti orang lain, yakni berbaur dengan masyarakat sekitar.
“Untuk komunikasi memang kurang jelas, tapi nyambung. Dia (Siti) hanya berharap keluarganya bisa mendukung dan membantu menjaga semangatnya,” bebernya. (Wit)