Cabai Rawit Jadi Rp85.000 per Kilo, DKPP Kota Bandung: Skala Produksi Sedikit, Harganya pun Naik

JABAR EKSPRES  – Dilansir dari laman Aplikasi Real Time Berbagi Informasi (ARIMBI) Kota Bandung, hingga saat ini harga cabai rawit merah masih bertahan diangka Rp 85.000 perkilo. Nilai tersebut tentunya jauh dari harga normal yang berada pada kisaran Rp40.000 per kilo.

Kepala Dinas Ketahanan Pangan dan Pertanian (DKPP) Kota Bandung, Gin Gin Ginanjar membenarkan hal tersebut. Diakuinya, kenaikan imbas dari tak sebandingnya antara kebutuhan dan pasokan.

Terlebih, dirinya mengungkapkan, stok cabai rawit baru akan mengalami musim tanam pada akhir bulan Agustus ini.

BACA JUGA: KPU Ingatkan Visi-Misi Calon Wali Kota untuk Adopsi RPJMD

“Komoditi yang naik itu cabai rawit merah. Dari biasa normal sekitar 40, kemarin itu sampai ke 85. Jadi produksi (berpengaruh), terus pengaruh yang keduanya ya supply demand,” kata Gin Gin, Jumat (9/8)

“Jadi produksi misalnya untuk cabai rawit, ini kan menghabiskan hasil panen dari bulan Juni kemarin. Karena nanti Agustus ini, akhir Agustus baru musim tanam lagi. Jadi istilahnya itu memanfaatkan stok tersisa. Jadi memang skala produksi sedikit, harganya pun naik,” tambahnya

DKPP Kota Bandung mengklaim bahwa kenaikan hanya terjadi pada komoditi cabai rawit. Gin Gin menyebut, 4 bahan pangan lain yakni beras, bawang merah, bawang putih dan daging ayam dalam kondisi stabil.

“Sebagian besar beras stabil yang lainnya komoditi lain stabil dan ini (kenaikan) dipengaruhi hanya dari sisi produksinya,” ujarnya.

Bahkan, terkait komoditi bawang kini tengah dalam harga terendah yakni Rp 20.000 perkilo. Hal ini didasari oleh musim panen di wilayah pemasok yakni Kota Brebes.

“Sekarang yang turun itu malah bawang merah. panen puncak di Brebes itu begitu banyak. Sehingga murah sekarang bawang merah. Yang lainnya, ya stabil. Bawang merah sampai ke Rp20.000, ya. Ini harganya satu kilo,” bebernya

Gin Gin memastikan, ditengah produksi cabai rawit yang mengalami defisit imbas belum jatuhnya masa tanam. Ketersediaan bahan pangan tersebut bisa tercover lewat program buruan sae yang masif di Kota Bandung.

“Secara umum kota Bandung itu relatif bisa terjangkau dari sisi ketersediaan maupun harga,” pungkasnya (Dam)

Berita Terkait

Tinggalkan Balasan