JABAR EKSPRES – Gerakan Indonesia Adil dan Demokratis (GIAD) menggelar diskusi bertemakan tentang “Kotak Kosong Merajalela, Kaum Oligarki Pestapora”.
Diskusi itu berlangsung di Kantor Visi Nusantara Maju (LS Vinus), Cibinong, Kabupaten Bogor, Jumat (9/8).
Dalam diskusi itu menghadirkan pembicara diantaranya, Rey Rangkuti (Lima Indonesia), Yusfitriadi (Vinus Indonesia ) dan Jojo Rohi (KIPP Indonesia).
BACA JUGA: Masyarakat Diminta Sabar, Perbaikan Jalan Nanjung Diharapkan Cepat Tuntas
Yusfitriadi menyampaikan, fenomena kotak kosong bukan hanya terjadi pada masa sekarang, jauh dari itu pun pernah terjadi.
“Sejak diawali pilkada kota kosong sudah ada, itu tiga kabupaten kota di provinsi, kemudian 2017 itu ada 9 kotak kosong,”ujarnya.
Menurutnya pada tahun 2018 ada sebanyak 16 kotak kosong dan 2020 ada 25 calon yang berpasangan dengan kotak kosong.
BACA JUGA: Peneliti IPRC: Ridwan Kamil ke Jakarta, Pilgub Jabar Berpotensi Satu Pasangan
“Artinya bukan hanya sekarang, cuma sekarang terlihatnya adalah kultural, karena memang tidak ada mencalonkan,”ucapnya.
Yus menilai indikasi-indikasi itu (Kotak Kosong) sudah mulai bermunculan dan sudah mulai terlihat.
“Kalau dulu kan ga keliatan, sekarang sudah terlihat karena memang ada bukan kultural tapi ada upaya rekayasa dengan penjegalan dan pemaksaan,”tuturnya.
BACA JUGA: Pria di Bandung Barat Nekat Akhiri Hidup di Jembatan Sasak Beusi, Warga Beri Kesaksian Begini
Sehingga, sambung Yus, tidak menutup kemungkinan kota kosong akan menjadi ancaman di Kabupaten Bogor bahkan di setiap provinsi-provinsi.
“Maka saya katakan kotak kosong itu bisa terjadi, tidak ada yang tidak mungkin,”paparnya. (MA)