Untuk itu, melalui mimbar ini, Alfaqir mengajak kepada hadirin untuk menjadikan Jumat ini sebagai wasilah untuk meneguhkan kembali jiwa nasionalisme kita. Indonesia ini adalah rumah kita bersama meski di dalamnya terdapat berbagai macam kepercayaan atau agama, suku, budaya, bahasa, kulit, dan perbedaan-perbedaan yang lain. Sebagai penghuni rumah yang baik, merawat rumah sekaligus menjaga keutuhan dari semua unsur penghuni di dalamnya tentu hal itu adalah sikap yang semestinya.
Bila demikian itu kita lestarikan dalam kehidupan kita yang selalu berdampingan ini, maka keharmonisan akan terwujud. Kita boleh berbeda, tapi perbedaan itu tetap dalam garis kebersamaan. Begitu juga dengan sebuah negara Indonesia, Tanah Air kita, yang Alfaqir analogikan sebagai rumah itu tak sedikit pun goyah. Indonesia justru akan lebih kuat karena para penghuninya komitmen untuk saling menjaga, sebagai wujud dari kecintaan terhadap Tanah Air itu.
Hadirin jamaah Jumat yang dimuliakan Allah,
Perlu diketahui, bahwa Rasulullah shallallahu ‘alaihi wasallam sendiri pernah mengungkapkan rasa cintanya kepada tanah kelahiran beliau, Makkah. Hal ini bisa kita lihat dalam penuturan Ibnu Abbas radliyallahu ‘anh yang diriwayatkan dari Ibnu Hibban:
عَنِ ابْنِ عَبَّاسٍ، قَالَ: قَالَ رَسُولُ اللهِ صَلَّى اللهُ عَلَيْهِ وَسَلَّمَ: مَا أَطْيَبَكِ مِنْ بَلْدَةٍ وَأَحَبَّكِ إِلَيَّ، وَلَوْلَا أَنَّ قَوْمِي أَخْرَجُونِي مِنْكِ، مَا سَكَنْتُ غَيْرَكِ
Artinya, “Dari Ibnu Abbas ra ia berkata, Rasulullah saw bersabda, ‘Alangkah baiknya engkau (Makkah) sebagai sebuah negeri, dan engkau merupakan negeri yang paling aku cintai. Seandainya kaumku tidak mengusirku dari engkau, niscaya aku tidak tinggal di negeri selainmu” (HR Ibnu Hibban).
Nabi lantas hijrah ke Kota Yatsrib, sekarang bernama Madinah. Di tempat tinggal yang baru ini, Rasulullah pun berharap besar bisa mencintai Madinah sebagaimana beliau mencintai Makkah.
Baca juga : Contoh Teks Khutbah Jumat Tentang Musibah Banjir dan Kesabaran dalam Menghadapinya!
Seperti yang terungkap dalam doa beliau yang terekam dalam Shahih Bukhari.
اللَّهُمَّ حَبِّبْ إِلَيْنَا الْمَدِينَةَ كَحُبِّنَا مَكَّةَ أَوْ أَشَدَّ
Artinya, “Ya Allah, jadikan kami mencintai Madinah seperti cinta kami kepada Makkah, atau melebihi cinta kami pada Makkah.” (HR al-Bukhari 7/161)
Hadirin jamaah Jumat yang dimuliakan Allah,
Islam mengajarkan bahwa cinta tanah air bagian dari Iman. Tanah air kita adalah Indonesia. Mencintai Indonesia adalah bagian dari iman. Kiai Muhammad Said dalam kitab Ad-Difa’ ani Al Wathan min Ahammi al-Wajibati ala Kulli Wahidin Minna menjelaskan bahwa umat Islam wajib menjaga persatuan dan kesatuan Negara Kesatuan Republik Indonesia. Sebagaimana yang dicontohkan Nabi Muhammad shallallahu ‘alaihi wasallam, yaitu memupuk persaudaraan dan persatuan di kalangan Muhajirin, antara kalangan Muhajirin dan Ansor, serta mengakomodasi kepentingan umat Islam, umat Yahudi, dan orang-orang Musyrik.