Irigasi Tak Berfungsi Normal, Petani di Cihampelas KBB Tunda Masa Tanam Padi

JABAR EKSPRES –  Petani di wilayah Kecamatan Cihampelas, Kabupaten Bandung Barat (KBB) terpaksa harus menunda masa tanam padi. Selain musim kemarau, pasokan air dari irigasi menjadi salah satu utama penyebabnya.

Seperti halnya di Desa Situwangi, Kecamatan Cihampelas, sejumlah sawah warga di wilayah tersebut kering. Meski terdapat satu lahan sawah yang ada padinya, tetapi pemilik memilih membiarkan mengering dan tak digarap.

Heri (75), salah satu petani di Desa Situwangi mengatakan, kondisi tersebut kerap terjadi, apalagi saat musim kemarau melanda ditambah pasokan irigasi untuk mengairi persawahan mereka sudah sejak lama mati.

“Sudah lama tak berfungsi. Persawahan disini hanya memanfaatkan air hujan, ini sawah yang ada padinya sudah menguning. Bukan artinya siap dipanen melainkan mengering karena kurangnya psokan air,” ungkap Heri kepada wartawan, Selasa (30/7/2024).

BACA JUGA: Ketua DPRD Rudy Susmanto Berikan Ratusan Kursi Roda untuk Masyarakat Disabilitas di Kabupaten Bogor

Melihat kondisi itu, Heri pun memilih tak menanami persawahan di wilayah Desa Situwangi dengan padi. Apalagi status dia hanya sebagai petani penggarap.

Ia menilai jika dipaksakan persawahannya ditanami padi, pemilik sawah serta petani pun dipastikan merugi. Kalaupun tumbuh, padi yang kekurangan air bakal hapa atau bulirnya kosong.‎

“Irigasi disini namanya Leuwikuy, tapi kondisinya sudah memprihatinkan. Dulu waktu irigasi itu masih normal, sawah di Kecamatan Cihampelas terairi dengan baik,” katanya.

Ia pun berharap, pemerintah segera tanggap dengan kondisi itu. “Berharap pemerintah segera menangani saluran air di wilayah kami. Apalagi kemarin Wamentan sudah mengunjungi Kecamatan Cihampels, beliau berjanji akan menangani persoalan ini,” tandasnya.

BACA JUGA: Pemkot Banjar Bangun Jaringan PDAM di Desa Binangun

Menanggapi hal ini, Kepala Dinas Ketahanan Pangan dan Pertanian (DKPP) Bandung Barat, Lukmanul Hakim mengklaim sudah melakukan pemetaan dan verifikasi mengenai persawahan tadah hujan di wilayahnya.

Menurutnya, ribuan sawah tadah hujan di Kabupaten Bandung Barat berpotensi mengalami kekeringan pada saat masuk musim kemarau yang diprediksi belangsung Juli hingga September 2024.

“Ribuan hektar sawah tersebut tersebar hampir seluruh wilayah Bandung Barat. Namun, daerah paling rawan berada di 49 desa dari 6 kecamatan meliputi Sindangkerta, Saguling, Cipongkor, Cipatat, Cihampelas, dan Batujajar,” kata Lukmanul Hakim saat dihubungi.

Berita Terkait

Tinggalkan Balasan