JABAR EKSPRES – Untuk kedua kalinya nama Sekretaris Daerah (Sekda) Dikdik S. Nugrahawan mengungguli nama Mantan Wali Kota Ngatiyan dalam hasil survei Bacawalkot Cimahi yang dilakukan oleh DPD Partai Golkar Cimahi.
Hasil Bakal Calon Wali Kota (Bacawalkot) Cimahi itu berdasarkan indikator politik yang dilakukan pada survei tahap dua periode 9-13 Juli 2024, oleh lembaga survei yang direkomendasikan oleh DPP.
Wakil Ketua DPD Partai Golkar Kota Cimahi Budhi Setiawan mengatakan, dalam menentukan Bacawalkot untuk Pilkada Serentak 2024 nanti, Golkar melakukan survei sebanyak tiga kali. Hal itu dilakukan sesuai intruksi DPP Partai Golkar nomor B-1138/GOLKAR/IV/2024
”Untuk survei pertama dilakukan pada Mei. Sementara untuk tahap kedua dilakukan pada Juli dan tahap tiga pada Agustus,” katanya kepada wartawan, di Chenghar Café, Jalan Pasantren, Kota Cimahi, Senin (29/7).
Budhi mengungkapkan, pada survei tahap kedua ini, DPD Partai Golkar hanya fokus kepada dua nama dan hanya untuk Bacawalkot tidak untuk bakal calon wakil wali kota. ”Survei kali ini, Golkar hanya mensurvei nama untuk calon wali kota yakni Dikdik Suratno Nugrahawan dan Ngatiyana,” ungkapnya.
Menurut Budhi, awalnya DPD Golkar Cimahi memunculkan tiga nama Bacawalkot untuk disurvei. Ketiga nama tersebut adalah Ketua DPD Ali Hasan, Sekda Cimahi Dikdik S. Nugrahawan dan Rifaldi.
Namun, karena Ali Hasan dan Rifaldi tidak bersedia untuk mencalonkan, maka DPD Golkar Cimahi hanya mengusulkan satu nama yakni Dikdik S. Nugrahawan.
”Jadi nama Ngatiyana itu muncul dari DPD Partai Golkar Provinsi Jawa Barat. Sehingga, survri dailakukan hanya untuk nama pak Dikdik dan pak Ngatiyana,” terangnya.
Untuk tahap pertama pada 17-20 Mei lalu, kata Budhi, survei dilakukan Poltracking Indonesia kepada 400 responden di 312 RW yang tersebar di tiga kecamatan dan 15 kelurahan menggunakan metode multistage random sampling dengan margin error kurang lebih 4,9 persen.
”Survei tahap pertama nama Dikdik S. Nugrahawan menempati urutan pertama ektabilitas tertinggi dengan 29,0 persen disusul nama Ngatiyana 20,1 persen,” bebernya.
Untuk survei tahap dua ini, lanjut Budhi, pihaknya tetap melakukan kepada 400 responden di 312 RW, 15 kelurahan, dan tiga kecamatan dengan margin of error plus minus lima persen.