Kang Tebe menjelaskan, produksi padi pada 2022 mencapai 2.068 ton. Jumlah itu dicapai dari luas panen 578 hektar.
”Daerah utama penghasil padi ini ada di Kecamatan Gununghalu, Cipatat, dan Rongga. Sedangkan untuk komoditas teh dan kopi, Bandung Barat mengandalkan Kecamatan Lembang dan Parongpong. Adapun produksi hortikultura, terutama cabai besar, mengandalkan daerah Lembang dan Cisarua,” paparnya.
Pun demikian, petani gurem, yang menguasai lahan kurang dari 0,5 hektar, mencakup sebagian besar petani di Kabupaten Bandung Barat. Dari total 156.815 rumah tangga usaha pertanian, 143.092 di antaranya adalah petani gurem. Artinya, 91,25 persen dari total petani adalah petani gurem.
”Salah satu tantangan utama petani di KBB adalah kekeringan. Semua aspirasi petani selama saya keliling di KBB sudah saya sampaikan langsung ke Pak Wamentan,” kata Kang Tebe. (*)