JABAR EKSPRES – Dalam langkah maju menuju energi hijau, Kementerian Energi dan Sumber Daya Mineral (ESDM) memulai uji coba perdana penggunaan BBM campur sawit 40% atau biodiesel B40 pada kereta api.
Uji coba ini dilaksanakan dengan menggunakan kereta api Bogowonto yang melayani rute Yogyakarta – Pasar Senen.
Baca juga : Daftar Harga BBM Pertamina Hari Ini Juli 2024 di Jakarta, Bandung hingga Yogyakarta
Biodiesel B40 merupakan campuran 60% solar dan 40% bahan bakar nabati dari kelapa sawit.
Penggunaan B40 ini diharapkan mampu mengurangi konsumsi solar dan menurunkan emisi gas buang, menjadikannya solusi ramah lingkungan dalam sektor transportasi.
“Hari ini adalah kick off pertama kali kita mengimplementasikan B40 dalam sektor perkeretaapian,” kata Direktur Jenderal Energi Baru Terbarukan dan Konservasi Energi (EBTKE) Kementerian ESDM, Eniya Listiani Dewi, seperti dikutip dari laman resmi Kementerian ESDM, Kamis (23/7/24).
Eniya menjelaskan bahwa uji kinerja terbatas ini bertujuan untuk menguji ketahanan genset kereta api Bogowonto selama 1.200 jam operasional.
Dengan perkiraan waktu satu kali perjalanan pulang-pergi (PP) KA Bogowonto dari Lempuyangan ke Pasar Senen sekitar 22 jam, diperkirakan akan membutuhkan 50 kali perjalanan PP atau sekitar dua bulan untuk mencapai hasil yang diinginkan.
“Kami berharap semua uji penggunaan bisa selesai Desember ini sehingga penggunaan B40 secara penuh bisa dilakukan tahun 2025,” lanjut Eniya.
Program B40 ini merupakan bagian dari upaya pemerintah untuk meningkatkan adopsi biodiesel berbasis kelapa sawit di berbagai jenis kendaraan.
Setelah sukses mengimplementasikan B40 di industri mobil empat tahun lalu, uji coba berikutnya pada tahun 2024 akan berfokus pada alat-alat pertanian (alsintan) dan sektor perkeretaapian.
Tak hanya itu, industri pertambangan, alat berat, perkapalan, dan pembangkit listrik juga akan mulai menggunakan B40 dalam waktu dekat, dimulai dari Balikpapan, Kalimantan Timur.
Secara keseluruhan, diperkirakan diperlukan 16 juta kiloliter B40 untuk memenuhi kebutuhan berbagai sektor tersebut.
Eniya optimistis penggunaan B40 ini akan mendorong penghematan devisa negara dari pengurangan impor solar, dibandingkan dengan penggunaan biodiesel sebelumnya, yakni B35.
Peningkatan penggunaan biodiesel juga diperkirakan akan semakin menurunkan emisi karbon di Indonesia.