BACA JUGA: Pebalap Astra Honda Bertekad Bawa CBR Series Berjaya di ARRC Mandalika
“Dipikirkan lagi lah kalau bisa, memang mungkin buat yang pintar-pintar disana hal ini bagus. Tapi nasib kita para supir disini (Cicaheum) gimana, jangan malah memutus mata pencaharian,” ungkapnya.
Kekhawatiran juga diungkap salah satu pedagang oleh-oleh khas Bandung, Rohimah. Ia mengaku alih fungsi Terminal Cicaheum menjadi Depo BRT bakal sangat berdampak pada kelangsungan usahanya. Apalagi, mayoritas pembeli banyak berasal dari masyarakat yang bakal meninggalkan Bandung.
Selain itu, wacana tersebut menimbulkan ketidakjelasan posisinya sebagai pelaku usaha di kawasan tersebut. Apabila pembangunan mulai dilakukan, besar kemungkinan dirinya tak bisa kembali berdagang di tempat ini.
“Kebanyakan yang beli kan sambil nunggu keberangkatan bus, mulai dari kopi hingga oleh-oleh. Kalau jadi transportasi kaya damri gitu, gabakal banyak yang beli, pasti makin sepi,” ucapnya.
“Belum lagi kalau dibangun kan, gatau nanti kebijakannya kaya gimana. Boleh berdagang lagi atau engga. Kalau emang jadi dirubah, mikir-mikir lagi kalau mau buka juga. Soalnya takut berkurang drastis pemasukannya,” pungkasnya.
Hingga kini, Balai Pengelola Transportasi Daerah (BPTD) terus berkordinasi dengan pihak Pemprov Jawa Barat selaku pemangku kepentingan, dan Dishub Kota Bandung selaku pemilik Aset. Apabila DED rampung, alih fungsi Terminal Cicaheum bakal dilakukan bertahap mulai tahun 2025 hingga 2026/2027. (Dam)