JABAR EKSPRES – 40 korban keracunan massal di Kecamatan Saguling dan Cihampelas, Kabupaten Bandung Barat (KBB), sudah diperbolehkan pulang setelah menjalani perawatan di sejumlah puskesmas dan rumah sakit.
Sementara jumlah korban yang masih dirawat inap tinggal 2 korban yakni di RSCK dan Rumah Sakit Kartini.
Sekedar diketahui, warga Kampung Citeurep Desa Girimukti, Kecamatan Saguling, dan warga Kampung Rancaeceng, Desa Mekarjaya, Kecamatan Cihampelas mengalami keluhan kesehatan seusai menyantap kupat tahu, pada Jumat 19 Juli 2024 lalu.
Sehari setalah menyantap makanan yang di beli di Pasar Maroko, Kecamatan Cihampelas, warga di dua desa, dan kecamatan itupun menderita keluhan medis berupa mual, muntah, diare, dan pusing.
“Tinggal 2 orang lagi, dan saat ini masih dirawat di RSCK dan Rumah Sakit Kartini. Keduanya masih harus mendapatkan perawatan,” kata Pelaksana tugas (Plt) Kepala Dinas Kesehatan KBB, Deni Achmad saat dikonfirmasi, Rabu (24/7/2024).
Menurutnya, Dinkes Bandung Barat telah melakukan pelacakan warga keracunan imbas menyantap makanan kupat tahu, di pasar Kampung Maroko. Hasilnya, tercatat ada 22 warga Desa Girimukti yang mengalami keracunan. Sedangkan di Desa Mekarjaya total warga menderita keracunan 20 orang.
“Kemarin kita langsung koordinasi dengan Puskesmas Cihampelas karena lokasi penjual kupat tahu ada di sana. Intinya sampel yang dikirim berupa satu porsi kupat tahu dan air yang dipakai untuk mengolah makanan. Sampelnya sudah dikirim ke Labkesda Jabar dan hasilnya keluar antara 7-10 hari,” katanya.
Ia menegaskan, dugaan sementara warga yang mengalami keracunan makan tersebut usai mengkonsumsi kupat tahu , di pasar Kampung Maroko, Desa Mekarjaya, Kecamatan Cihampelas.
“Diduga karena rentan waktu yang lama dari tempat membeli hingga ke rumah diduga santan kupat tahu tersebut basi,” tandasnya. (Wit)