Sembilan Tahun Saung Edukasi Sampah 3R Berdiri, Pemda KBB Baru Lirik Cara Pengolahan Sampah

JABAR EKSPRES – Saung Taman Edukasi 3R (Recycle, Reduce, Reuse) yang digagas Mochamad Satori (56) warga Puri Cipageran, Desa Tanimulya, Kecamatan Ngamprah, belum lama ini menyita perhatian Penjabat (Pj) Bupati Bandung Barat, Ade Zakir.

Pasalnya, pengolahan sampah yang diolah Satori sejak tahun 2015 lalu tersebut dijadikan bahan percontohan oleh daerah lain. Bahkan jauh sebelum Bandung Raya dilanda darurat sampah akibat kebakaran di Tempat Pembuangan Akhir (TPA) Sarimukti.

Berprofesi sebagai dosen, membuat Satori harus terjun langsung dan menciptakan sesuatu yang bisa bermanfaat untuk dirinya dan lingkungan sekitar. Menurutnya permasalahan sampah khususnya di Bandung Barat terlalu kompleks jika hanya sekedar diberikan pemahaman melalui materi.

“Di tahun 2015 ketika pertama kali tempat ini jadi saya membuatnya untuk memberikan contoh dan tauladan. Karena urusan sampah mah harus praktek tidak bisa ngomong doang,” kata Mochamad Satori kepada wartawan, Selasa (23/7).

BACA JUGA: Razia Parkir Liar, Dishub Kota Cimahi Tegaskan Pengendara Taati Aturan Parkir

Namun sayang, Saung Edukasi 3R yang menjadi penggagas tempat pengolahan sampah rumah tangga di KBB kurang mendapatkan atensi dari Kepala Daerah. Padahal persoalan sampah hingga saat ini masih menjadi pekerjaan rumah (PR) yang harus diselesaikan.

“Di sini berbagai sampah organik maupun sampah anorganik di Recycle sehingga memiliki nilai ekonomis dan ramah lingkungan,” katanya.

“Karena sering memberikan pembekalan kepada masyarakat disamping saya sebagai dosen maka saung ini di buat untuk memberikan contoh praktek pengolahan sampah. Contoh organik misalnya itu kan sering orang bilang bau tapi sebetulnya enggak kalau diolah dengan benar. Jadi ilmunya dipraktekkan di sini kira-kira begitu,” sambungnya.

Disebutkan pengelolaan yang dilakukannnya merupakan metode agar sampah-sampah yang dibuat dapat dimanfaatkan menjadi nilai ekonomi. Selain itu, sampah-sampah tersebut juga akan menjaga ramah lingkungan untuk kesehatan masyarakat. Hasil dari sampah organik bermacam-macam, mulai dari kompos hingga pupuk granole.

BACA JUGA: Gelar Rakor Kelurahan Bersinar, Pemkot Bogor Perkuat Komitmen Perangi Narkoba

“Sampah itu secara umum dari rumah dibagi tiga. Organik, layak daur ulang, residu. Nah organik itu biasa dibikin kompos. Komposnya bisa jadi bernilai bisa di jual. Sebetulnya pengembangannya bisa banyak salah satunya jadi granole,” katanya.

Berita Terkait

Tinggalkan Balasan