Saat ini kata Asmiatul, pihaknya sudah memiliki 4 UMKM center yang ada di wilayah Aceh, Surabaya, Yogyakarta, dan Makassar. “Harapannya UMKM center ini menjadi wadah bagi pengembangan UMKM sebagai sarana pelatihan, pendampingan dan juga pemberdayaan sehingga peran kami bukan sekadar akses permodalan saja, tapi juga memberikan pendampingan UMKM yang ada di Indonesia,” paparnya.
Direktur Bisnis dan Kewirausahaan Syariah KNEKS, Putu Rahwidhiyasa menyebutkan, pihaknya memiliki 16 kementerian dan lembaga yang setia menjadi anggota hingga saat ini. “Itu saling bekerja sama untuk mendukung UMKM dan kami sudah menyusun satu ekosistem yaitu pembiayaan dan pendanaan,” sebut Putu.
Sedangkan Kepala Dinas Pariwisata Provinsi Jawa Barat Benny Bachtiar menegaskan, yang dibutuhkan para UMKM saat ini adalah permudalan. “Karena selama ini permodalan susah diakses oleh pelaku UMKM karena mereka tidak memiliki aset yang bisa dijaminkan. Tapi ide kreatif dan lain-lain, itu potensinya luar biasa,” kata Benny.
Maka dari itu, Benny mengatakan, program “Islamic Creative Economy Founders Fund (ICEFF) 2024 membuka angin segar bagi para pelaku UMKM untuk mengembangkan usahanya. “Saya melihat produk-produknya luar biasa dan itu bisa menjadi kekuatan daya tarik wisatawan yang berkunjung di Jabar khususnya di Bandung Raya,” paparnya.
Tenaga Ahli Madya Kantor Staf Presiden, Aji Erlangga menambahkan, pihaknya mendorong pengembangan perekonomian melalui ekonomi kreatif dan ekonomi digital. Upaya tersebut kata dia, bagian dari Rencana Pembangunan Jangka Menengah Nasional (RPJMN) yang merupakan program Presiden Joko Widodo dan Wakil Presiden KH Ma’ruf Amin.
“Di sini ada kolaborasi antara pemerintah dengan perbankan, sehingga pelaku usaha di Jabar khususnya bisa dapat pembiayaan dan pendampingan. Sehingga sebanyak mungkin UMKM bisa naik kelas,” pungkasnya. (bbs)