JABAR EKSPRES – Berikut ini merupakan 5 hal tentang Sesar Lembang yang patut kamu ketahui agar tetap waspada.
Bandung, kota yang sering dijuluki sebagai Paris van Java, terkenal dengan pemandangan alamnya yang memukau dan udara sejuk yang menyegarkan. Namun, di balik keindahan ini, terdapat ancaman tersembunyi yang mengintai setiap saat.
Ancaman ini bukanlah cerita fiksi atau mitos belaka, melainkan sebuah potensi bencana yang nyata dan bisa terjadi kapan saja. Sesar Lembang, sebuah patahan aktif yang melintang di bawah kaki kita, memiliki kekuatan dahsyat yang bisa menghancurkan seluruh Kota Bandung dan sekitarnya dalam sekejap.
Bagaimana bisa? Apa yang membuat patahan ini begitu berbahaya? Mari kita telusuri lebih dalam mengenai ancaman yang mengintai di balik keindahan Lembang ini.
BACA JUGA: Sesar Lembang Aktif Bergerak, Warga KBB Terus Rasakan Gempa Lokal
Sesar Lembang: Ancaman di Balik Keindahan
Sesar Lembang adalah patahan yang sangat aktif, dengan pergerakan sekitar 3 hingga 6 mm per tahun. Menurut Badan Meteorologi, Klimatologi, dan Geofisika (BMKG), Sesar Lembang memiliki potensi untuk menyebabkan gempa bumi berkekuatan antara 6,8 hingga 7 skala Richter.
“Magnitudo maksimumnya itu ada di enam sampai tujuh, itu hanya potensi, bukan prediksi. Jadi potensi itu soal bahayanya, kita belum tahu kapan dan di mananya. Kalau prediksi itu kayak tinggal besok, itu yang harus kita hindari, kata-kata prediksi,” ucap Ajeng Marina, Staf Observasi Gempa Bumi BMKG Stasiun Geofisika Bandung, Rabu, 30 November 2022.
Panjang dan Dampak Sesar Lembang
Sesar Lembang membentang sepanjang 29 km, dari Jatinangor hingga Padalarang. Selain itu, terdapat garis-garis turunan dari garis utama yang membuat patahan ini semakin panjang. Beberapa kawasan wisata terkenal seperti Tebing Keraton, Maribaya, dan Gunung Batu Lembang berada di atas sesar ini. Gunung Batu, misalnya, adalah bukti nyata dari hasil pergerakan sesar yang menjulang tinggi.
Kota Bandung: Wilayah Rentan Gempa
Bandung terletak di cekungan dengan tanah lunak yang merupakan bekas Danau Purba Bandung. Struktur tanah yang lunak ini dapat memperkuat guncangan gempa, membuat beberapa wilayah seperti Gede Bage mengalami efek guncangan hingga 16 kali lipat lebih besar dibandingkan daerah lain. Hal ini membuat potensi kerusakan di Kota Bandung menjadi sangat tinggi jika terjadi gempa. Hal ini berdasarkan hasil penelitian dari Pusat Survei Geologi ESDM tahun 2011.