JABAR EKSPRES, BANDUNG – Rumah Sakit Umum Daerah (RSUD) Al Ihsan Jawa Barat kaya inovasi. Sehingga menjadikan rumah sakit di Baleendah Kabupaten Bandung itu rujukan masyarakat.
Inovasi itu di antaranya adalah Gercep atau singkatan dari Gerakan Emergensi Respon Cepat dan Profesional. Terobosan yang diimplementasikan mulai Maret 2022 lalu ini dilatar belakangi tingginya angka kunjungan ke rumah sakit. Tingginya kunjungan itu bisa mengakibatkan flow pasien terhambat bila response time tidak diterapkan dengan baik.
Gercep ini menyasar tiga pembenahan. Yakni tercapainya response time pasien sesuai SPM kurang dari 5 menit. Lalu tercapainya response time pasien dengan tindakan sectio caesaria kurang dari 30 menit. Dan response time pasien mendapatkan keputusan masuk rawat inap, pulang atau rujuk kurang dari 2 jam.
BACA JUGA:Emang Bisa Saarapan Bubur di Cafe? Yuk Simak Infonya Disini!
Inovasi itu cukup membuahkan hasil. Terlihat dari tren response time di berbagai layanan di RSUD yang membaik. Mulai dari pelayanan di IGD hingga keputusan terhadap pasien.
Inovasi berikutnya muncul di persoalan makanan pasien rumah sakit. Namanya Si Manis Citra atau singkatan dari Sajian Makanan dengan Garnish dan Cita Rasa yang Baik.
Inovasi ini berupaya menekan angka sisa makan pasien. Karena sesuai kepmenkes no 129 tahun 2008, standar pelayanan minimal (SPM) sisa makanan yang tidak termakan oleh pasien sebanyak-banyaknya adalah 20 persen. RSUD Al Ihsan berusaha menyulap sajian makanan pasien dengan plating yang cantik serta didukung garnish yang memadai. Tentunya dengan tidak mengesampingkan kualitas gizinya.
BACA JUGA:Seri Ke-4 Superchallenge Supermoto Race Kejurnas 2024 Subang Usai, Tommy Salim Beri Kejutan
Berikutnya adalah inovasi di bidang pengarsipan. Yakni Sister atau singkatan dari Sistem Informasi Diklit Terintegrasi. Inovasi ini dibangun untuk memudahkan pencatatan kepentingan pendidikan. Khususnya untuk para pegawai di RSUD Al Ihsan.
Inovasi ini membantu dalam pencatatan, kemudian juga efisiensi waktu dalam memberikan orientasi atau materi lain kepada siswa didik. Termasuk efisiensi waktu bagi peneliti yang mengajukan permohonan observasi dan penelitian.
Yang tak kalah menarik adalah inovasi Cemas Cekal Ranap atau singkatan dari Cepat Masuk Cepat Keluar Rawat Inap. Inovasi ini dilatar belakangi morbiditas masyarakat yang memerlukan pelayanan rawat inap terus meningkat namun belum dibarengi dengan ketersediaan kapasitas tempat tidur yang cukup. Termasuk tingginya kunjungan pasien di IGD yang perlu dirawat inap.