JABAR EKSPRES – Bakal Calon Bupati (Bacabup) Kabupaten Bandung Barat (KBB) dari Partai Gerindra Tb Ardi Januar menyoroti sejumlah isu krusial di Bandung Barat, diantaranya masalah infrastruktur, kemiskinan, stunting, hingga pengangguran.
Menurutnya, di usia Kabupaten Bandung Barat ke-17 tahun, persoalan tersebut masih menjadi pekerjaan rumah (PR) yang harus segera dicari solusinya.
“Pada Pileg kemarin saya turun ke masyarakat, dan permasalahan itu saya dengar dan melihat secara langsung. Ini harus segera dicari solusinya,” kata Tb Ardi Januar baru-baru ini.
Diketahui, berdasarkan data dari Badan Pusat Statistik (BPS) mencatat bahwa Tingkat Pengangguran Terbuka (TPT) di Kabupaten Bandung Barat mencapai 8,11 persen dari total penduduk pada Agustus 2023. Angka ini menunjukkan penurunan sebesar 1,52 persen dibandingkan Agustus 2022 yang mencapai 9,63 persen.
Meskipun terjadi penurunan, jumlah pengangguran relatif masih besar mengingat jumlah penduduk yang terus bertambah. Pada tahun 2023, BPS mencatat jumlah penduduk Bandung Barat mencapai 1,86 juta jiwa. Jika direrata, angka 8,11 persen pengangguran ini setara dengan 150.846 jiwa.
Sedangkan stunting, berdasarkan Survei Status Gizi Indonesia (SSGI) Kementerian Kesehatan (Kemenkes) Tahun 2022, prevalensi balita stunting Bandung Barat mencapai 27,3 persen. Artinya, jika terdapat 100 orang populasi balita di KBB, sebanyak 27 orang menderita stunting.
Angka ini prevalensi Bandung Barat ini terpaut tipis dari dua kabupaten lain yakni Sukabumi dengan presentase 27,5 persen dan Kabupaten Sumedang diurutkan teratas dengan prevalensi 27,6 persen.
Di tahun 2023, prevalensi stunting Bandung Barat hanya turun 2,2 persen. Berdasarkan hasil Survey Kesehatan Indonesia (SKI) tahun 2023, prevalensi stunting Kabupaten Bandung Barat menurun dari 27,30% pada tahun 2022, menjadi 25,10%. Artinya, sekitar 25 dari 100 balita di Bandung Barat berpotensi menderita stunting.
BACA JUGA:Tingkatkan Kualitas Layanan, RSUD Al Ihsan Kini Miliki 23 Inovasi
“Penanganan persoalan itu perlu adanya kolaborasi multi stakholder, mulai dari masyarakat di tingkat bawah, aparat kewilayahan, tenaga kesehatan, pihak swasta, hingga Pemerintah Pusat,” katanya.
“Apalagi Bandung Barat dekat dengan ibu kota provinsi Jabar, dan hanya 30 menit jika diakses dari ibu kota Jakarta,” sambungnya.