JABAR EKSPRES – Pengamat Politik Universitas Padjadjaran (Unpad) Firman Manan menanggapi banyaknya nama artis, mulai dari bintang sinetron hingga penyanyi bahkan presenter yang sempat meramaikan Pilkada serentak yang bakal digelar 27 November 2024, khususnya di wilayah Kabupaten Bandung.
Nama-nama artis seperti vokalis Setia Band Charly Van Houten, bintang film Eksanti, pemain sinetron Lucky Perdana dan presenter Ramzi yang dikabarkan bakal mendampingi petahana Dadang Supriatna.
Bahkan, kini petahana Dadang Supriatna telah resmi menggandeng pemain sinetron Ali Syakieb untuk mendampinginya nanti pada Pilkada.
BACA JUGA: Proyek Bianglala Anak Perusahaan PT Jaswita di Puncak Bogor Ada di Zona Hijau Sesuai Perpres 60
Menurutnya, keterlibatan artis terjun ke dunia politik menjadi salah satu ujian bagi pemilih. Terlebih pemilih bukan hanya melihat popularitas akan tetapi melihat juga track record dari kandidatnya.
“Catatan itu menjadi penting bagi pemilih tidak hanya melihat atau memilih kandidat sekedar popularitasnya saja, karena penampilan fisik, karena tadi memilih itu bukan hanya sekedar Pilkadanya tapi bagaimana nanti setelah kalau menang dalam kontribusi si kandidat untuk pembangunan daerah,” ujarnya saat dikonfirmasi, Kamis (18/7).
Menurutnya, integritas pemilih sangat penting mengingat saat ini juga banyak kepala daerah yang terjerat kasus korupsi.
BACA JUGA: Antisipasi Kekeringan Musim Kemarau, Pemprov Jabar Siap Optimalkan Pompanisasi di Daerah Rawan
Meski begitu, dirinya juga tak melarang adanya selebritis yang ikut dalam kontestasi politik. Justru, merekalah yang harus memiliki kecerdasan dan kedewasaan agar bisa mendulang suara dan mengambil hati masyarakat.
“Nah itu, jangan dilupakan, pemilih juga harus melihat integritas dari para kandidat ini karena tentu sangat penting,” jelasnya.
Selain itu, menurut Firman saat ini partai politik juga belum sempurna dalam menjalankan fungsinya, terutama dalam proses perekrutan atau kaderisasi.
BACA JUGA: SMPN 1 Cimahi Dorong Literasi Keuangan Siswa Sejak Dini
Hal itulah yang menjadi problem lain mengapa jabatan legislator atau kepala daerah masih belum ideal.
“Seharusnya partai sudah menyiapkan jauh-jauh hari kadernya yang memang sudah lama berkarir di partai yang sudah di training untuk maju,” tambahnya.