Mengenal Tragedi Karbala, Meninggalnya Cucu Nabi Husein bin Ali Radhiyallahu Anhuma Pada Hari ‘Asyura

32. Sampai siang hari tidak ada satupun pasukan yang berani membunuh cucu nabi, akhirnya sang komandan berteriak, ” celaka kalian, apa ya kalian tunggu segera kepung dan bunuh dia!!!!! Maka mereka mengepung sayyiduna Husain, beliau laksana singa buas, pendekar yang menghantam siapa saja yg mendektainya, akan tetapi keberanian bisa dikalahkan dg pengeroyokan.

33. Berdirilah orang yang paling celaka, sinan bin anas annakhoi dan memenggal kepala sayyiduna al-husain yang mulia. Sebagian mengatakan bahwa yang melakukan itu adlah syamir sang komandan… Semoga Allah memburukkan keduanya.

34. Kepala sayyiduna al-husain dibawa ke hadapan ubaidullah bin ziyad dan ia mempermainkan kepala itu dengan tongkat… Semoga Allah membalas perbuatannya.

35. Ubaidullah bin ziyad akhirnya tewas terbunuh, Lalu datanglah ular masuk ke kepala ubaidullah bin ziyad melalui dua lubang hidungnya, sebagai balasan atas perlakuannya kepada cucu rasulullah. (tirmidizi).

Aqidah ahlussunnah tentang peristiwa karbala di Hari Asyura  ini:

1. Sayyiduna Al-Husain gugur secara terzhalimi.

2. Para pembunuhnya adalah orang kufah sendiri, bahkan sebagian mereka adalah pengikut sayyiduna Ali bin abi thalib dalam perang shiffin, mereka adlaah pengkhianat.

3. Sayyiduna al-Husain belum menjadi seorang pemimpin negara.

4. Beliau bukan khowarij bahkan beliau gugur syahid sebagaimana datang Hadits shahih bahwa beliau pemimpin para pemuda syurga.

5. Beliau ingin menuju yazid ke syam tapi justru dihalang-halangi oleh pasukan gubernur zhalim ubaidullah bin ziyad.

6. Ahlussunnah mencintai dan memuliakan ahli bait tanpa mengkultuskannya.

Sikap ahlussunnah terhadap yazid bin muawiyah:

Imam adz-dzahabi berkata: ” kita tidak mencelanya tapi kita tidak mencintainya ” (siyar a’lam nubala: 4/36).

Referensi utama:

حقبةمن التاريخ، للشيخ عثمان بن محمد الخميس (القاهرة: دار ابن حزم، 1432ھ/2011 م) ص. 165-189.

 

Berita Terkait

Tinggalkan Balasan