20. Al-husain tetap berjalan menuju Kufah.
21. Ketika sampai di tempat namanya KARBALA, al-Husain bertanya tempat apa ini? Mereka menjawab karbala, maka sayyiduna al-Husain berkata: karb wa bala (kesedihan dan cobaan).
22. al-husain bertemu dengan pasukan gubernur ubaidullah bin ziyad, pada waktu itu dipimpin Umar putra Sahabat nabi sayyiduna Saad bin Abi Waqqosh radhiyallahu anhu.
23. umar bin Saad bin abi waqqash meminta dengan baik2 agar Al-Husain pergi ke iraq berbicara langsung dg ubaidullah bin ziyad.
24. Al-Husain menolak dan mengajukan 3 opsi: pertama, al-Husain akan kembali ke Mekkah, kedua; pergi ke perbatasan musuh untuk berjihad di sana, ketiga; pergi ke syam untuk berbaiat langsung ke Yazid.
25. umar bin Saad setuju dengan 3 opsi baik ini. Dan melaporkan hal ini ke gubernur kufah.
26. Pada awalnya gubernur setuju, tapi ada seorang pembisik jahat dan busuk namanya Syamir bin dzil Jausyan, memprovokasi gub. Dan berkata: wahai gubernur harusnya tidak ada opsi bagi al-husain, harusnya dia tunduk dan patuh hanya kepada keputusanmu. Maka akhirnya ubaidullah bin ziyad terprovokasi.
27. Umar bin saad dipecat sebagai panglima dan digantikan oleh Pembisik busuk dan jahat syamir bin dzil jausyan.
28. Syamir datang ke karbala dan meminta al-husain tunduk ke hukum ubaidullah bin ziyad, namun dg tegas al-husain menolak.
29. Terjadilah ketegangan antara pasukan gub. Lima ribu orang VS pengikut al-husain yang hanya 72 penunggang kuda.
30. al-husain mengingatkan pasukan kufah untuk bertaqwa kepada Allah dan dan tidak melawan dirinya. Mereka diingatkan hak2 ahli bait nabi, al-husain berkata:
” pikirkanlah kembali, apakah patut kalian memerangi orang sepertiku, aku adalah putra dari putri nabi kalian, tidak ada lagi cucu nabi selain diriku. Rasulullah pernah berkata kepadaku dan kakakku: inilah dua pemimpin pemuda ahli syurga” …….maka taubatlah 30 orang dari pasukan kufah dan bergabung ke pasukannya al-husain, di antaranya adalah komandan alhurr bin ziyad attamimi.
31. Terjadilah peristiwa ath-thaff (61 H) tepat pada hari Asyura. Pada pagi hari Jumat perang mulai berkecamuk, dan tidak ada satupun pasukan Ubaidullah bin ziyad yang berani membunuh sayyiduna al-Husain.