JABAR EKSPRES – Libur sekolah tengah berlangsung, namun pengelola obyek wisata di Bandung Selatan mengeluhkan penurunan jumlah pengunjung.
Salah satu yang berdampak signifikan adalah Agro Wisata Walini di Kecamatan Rancabali, Kabupaten Bandung.
Obyek wisata tersebut mengalami penurunan pengunjung hingga 30-40 persen.
Menurut Humas Agro Wisata Walini, Suherman Rubiana, situasi ini sangat berbeda dibandingkan dengan periode libur sekolah pada tahun sebelumnya.
“Sangat menurun, mungkin karena kondisi ekonomi lagi gak sehat. Beda sama tahun lalu, tahun ini turun 30-40 persen,” ungkapnya saat dihubungi melalui telepon, Rabu (10/7/2024).
BACA JUGA: Diduga Depresi Ditinggal Menikah, Pria Asal Lembang KBB Nekat Loncat Dari Tebing Setinggi 20 Meter
Suherman menambahkan, bukan hanya faktor ekonomi, insiden kecelakaan bus di Subang yang menyebabkan kematian siswa SMA asal Depok juga memberikan dampak besar.
Pasca insiden tersebut, banyak Dinas Pendidikan di Jawa Barat membatasi kegiatan study tour, sehingga beberapa sekolah membatalkan kunjungan mereka ke destinasi wisata.
Bahkan banyak imbauan agar kegiatan liburan atau seremonial perpisahan sekolah dilakukan di sekolah saja, bukan di lokasi wisata.
“Memang hampir seluruh Dinas Pendidikan batasi study tour. Disini juga ada 12 rombongan sekolah batalin kunjungan dari rombongan sekolah di Jakarta, Bogor, Depok, dan Bekasi. Kalau di sini rata-rata pesan tempat acara untuk kumpul, untuk perpisahan setelah bagi rapot,” kata Suherman.
Pihaknya sangat merasakan dampak dari pembatalan ini yang cukup signifikan, terlihat dari beberapa fasilitas di Agro Wisata Walini yang kini sepi pengunjung, termasuk villa yang banyak kosong.
BACA JUGA: Cegah Judi Online di Kalangan Institusi Polri, Propam Polresta Bandung Sidak Anggota Polsek Cileunyi
“Pengalaman kita biasanya mereka itu langganan untuk berkunjung ke lokasi yang terdapat pemandian air panas. Jadi sangat berdampak sekali, Villa kita juga banyak nih yang kosong,” ungkapnya.
Suherman berharap semua sektor penunjang pariwisata dapat meningkatkan profesionalitas untuk memajukan sektor ini.
“Jika satu sektor seperti bus pariwisata mengalami kendala, pengelola wisata akan langsung terdampak,” jelasnya.
Suherman juga menekankan perlunya perhatian lebih dari pemerintah terhadap akses jalan dan uji kelayakan bus pariwisata dan bukan melarang kegiatan study tournya.