JABAREKSPRES – Para Pejabat dilingkungan Kabupaten Bogor sepertinya lebih memilih bungkam dengan adanya postingan di media sosial atas dugaan adanya gratifikasi seks yang harus dibayar oleh Aparatur Sipil Negara (ASN).
Ketika dikonfirmasi Jabar Ekspres terkait masalah ini sejumlah pejabat yang dihubungi lebih memilih bungkam dan enggan menanggapi.
Alih-alih membantah, hal ini menunjukan bahwa pejabat terkait tidak memiliki kepekaan terhadap sejumlah isu yang menerpa pejabat dilingkungan di Bumi Tegar Beriman itu.
Ketika dikonfirmasi, Kepala Dinas Komunikasi dan Informatika (Diskominfo) Bayu Rawamanto juga sama. Dia memilih tidak merespon isu tersebut.
Padahal, akun @fablo.kecil berulangkali menyebut nama Bayu Ruwamanto melalui postingannya itu.
Bayu kemungkinan sengaja tidak menanggapi Jabar Ekspres karena sudah membungkam media-media yang memberitakan kabar tak sedap itu.
Pemkab Bogor melalui Diskominfo Kabupaten Bogor kemnungkinan telah pencarian pengguna akun instagram @fablo.kecil itu.
Kendati begitu, Fablo.kecil sepertinya sudah mengetahui langkah yang dilakukan Pemkab Bogor yang telah melakukan kooordinasi dengan Intel Kejari dan Intel Pemda.
“Para Intel kejari dan Intel Pemda saat ini masuk dalam pantauan radar saya. Semakin kalian mencari tau keberadaan saya, semakin kencang saya bermain,” ancamnya dalam postingan @fablo.kecil dalam unggahan snapgramnya.
Dia juga mengancam akan melakukan peretasan data di instasi jika terus memaksa mencarinya.
Untuk diketahui sejumlah nama pejabat di lingkungan Pemkab Bogor disebutkan yang diduga telah melakukan gratifikasi sex terhadap sejumlah ASN yang ingin naik pangkat.
Nama Kadispora Kabupaten Bogor Asnan disebut-sebut telah melakukan tindakan tersebut. Meski begitu, ketika dilakukan klarifikasi langsung, Asnan tidak memberikan respon sampai saat ini.
@fablo.kecil melalui postingan terbarunya bahkan meminta Pj Bupati Bogor, Asmawa Tosepu dan Asnan untuk meminta maaf kepada masyarakat.
“Tolong minta maaf lah kepada masyarakat Bogor atas dosa kalian selama ini yang udah jadi turun temurun,” kata dia.
“Rakyat pada muak sama kalian, jangan jadi orang yang serakah dan haus jabatan hingga haus belanja wanita. Jangan kau bodohi masyarakat dengan pencitraan kalian,” tegas dia.