JABAR EKSPRES – Belakangan ini, kantor MSL mendapat sorotan tajam. Katanya, bisnis ini menjanjikan cuan besar, tapi kenyataannya justru banyak yang merasa tertipu.
Beberapa anggota MSL tetap yakin dan terus mengikuti sistemnya, meski sudah banyak yang menyebut MSL sebagai scam.
Banyak anggota dari aplikasi ini yang masih setia, bahkan melakukan verifikasi KYC dengan mengunggah KTP. Mereka menganggap bahwa ini adalah bagian dari prosedur yang sah. Namun, bagi yang sudah sadar, mereka menyadari bahwa ini adalah tanda-tanda penipuan.
“Anggap saja kemarin kalian demam dan sekarang sudah sembuh. Hindari investasi bodong seperti MSL,” kata seorang mantan anggota. Dia menambahkan bahwa berinvestasi di tempat seperti ini hanya akan membawa kerugian.
Baca juga : Waspada Cara Kerja Aplikasi SHELL, Apakah Aplikasi SHELL itu Investasi Bodong?
Pemimpin MSL di Indonesia Timur dengan penuh percaya diri menyatakan bahwa MSL adalah perusahaan legal dan formal.
Bahkan ada kabar bahwa aplikasi ini tidak jadi scam dan dana bisa ditarik asal seluruh karyawan membayar dana pengembalian. Mereka bahkan mengklaim telah beroperasi sejak 2015 dan mendapat berbagai penghargaan. Namun karena banyak yang tidak membayar pajak, alhasil msl terpaksa hengkang dari pasar Indonesia.
Informasi yang beredar bahwa MSL akan mengembalikan seluruh uang para korban jika semua karyawan atau korban ini membayar dana pengembalian sebesar Rp. 100.000 rupiah. Namun ini dapat dipastikan penipuan ya teman-teman.
Bagi para korban yang dirugikan, mengambil tindakan hukum dan membentuk asosiasi lebih efektif daripada sekadar mengandalkan pembayaran pajak. Oleh karena itu, penting bagi masyarakat dan anggota MSL untuk tetap kritis dan memastikan bahwa klaim dan janji didukung oleh bukti yang jelas dan transparan.
Aplikasi ini juga mengumumkan berbagai program kesejahteraan seperti BPJS Kesehatan dan dana pensiun. Semua ini, menurut mereka, adalah untuk menjamin masa depan anggota. Namun, klaim ini masih dipertanyakan kebenarannya.
Salah satu berita yang beredar adalah tentang rencana aplikasi ini untuk go public di NASDAQ, yang akhirnya gagal. Mereka mengklaim bahwa penundaan ini adalah bagian dari strategi, namun banyak yang meragukan hal ini. Banyak anggota yang merasa ditipu karena janji-janji yang tidak pernah terealisasi.