Bercita-cita menjadi pemain tim nasional Indonesia
Dian menjelaskan, memang sedari kecil anaknya ini memang sudah menyukai olahraga sepak bola ini. Sehingga ketika beranjak kelas 6 SD dimasukkan ke SSB Putra Banjaran.
“Dari kecil memang suka bola makanya dimasukan ke SSB Putra Banjaran,” ujar Dian.
Difka pun dikenal memiliki semangat dan motivasi tinggi dalam bermain sepak bola.
BACA JUGA: Ketua DPRD Pastikan Anggota Dewan Kabupaten Bogor Tak Terlibat Judi Online
“Kalau gak ikut latihan, dia suka marah. Misal saya kerja terus gak bisa antar, atau saat hujan, istri saya enggan mau nganter. Dia pasti ngambek karena sangat ingin latihan,” tambah Dian.
Dian menjelaskan, semangatnya terhadap sepakbola membuat keluarganya juga ikut bersemangat mengantarkan atau mendampingi anaknya untuk terus bermain sepak bola.
Bahkan, beberapa orang banyak yang mensupport nya karena Difka mempunyai skill bola di atas rata-rata usianya.
BACA JUGA: Subsidi Harga dalam Gerakan Pangan Murah, Berdampak Baik Bagi Pedagang Pasar Tradisional
“Jadi banyak yang supports, mendukung, sebab anak saya punya bakat, bahkan pelatihnya di SSB juga bilang Difka punya kemampuan lebih di atas rata-rata,” katanya.
Atas kerja kerasnya, Difka pun bahkan berhasil masuk tim sepak bola Kabupaten Bandung dan berlaga di Kejurda saat duduk di bangku kelas satu SMP.
“Bahkan dia masuk SMP Negeri melalui jalur prestasi sepak bola,” ujar Dian dengan bangga.
Difka pun bercita-cita mengikuti Porda, PON, hingga masuk tim nasional Indonesia.
“Cita-citanya memang masuk timnas. Tapi anak saya bisa masuk tim Kabupaten Bandung saja, saya sudah bangga,” kata Dian sambil meneteskan air mata.
Sempat ingin pulang dan berkata laga terakhirnya
Sementara itu, Septi Diana Putri (34), ibu Difka, juga sangat terpukul dengan kepergian anak pertamanya. Sebelumnya, Difka yang jarang sakit dan memiliki fisik kuat, tiba-tiba meninggal dunia diduga akibat terjatuh di toilet sebelum bermain di laga penyisihan Kejurda Jawa Barat.