Sebaliknya, kata Fajar, posisi Dedie Rachim saat itu masih memimpin dengan elektabilitas di atas 40 persen.
Kendati begitu, jika dibandingkan dengan hasil survei Poldata Indonesia yang dilakukannya pada awal Juni 2024, terjadi trend yang sebaliknya. Yaitu, Dedie Rachim terus menurun, dan Sendi terus menaik.
BACA JUGA: Komisi III Tunggu Progres Perbaikan PT Jaswita Jabar, Masalah Masa Lalu jadi Ganjalan
“Tren Dedie Rachim cenderung menurun tergerus oleh calon lain sementara Sendi Fardiansyah mengalami tren naik secara konsisten dalam beberapa bulan terakhir. Sendi saat ini sudah naik lagi ke posisi 21,9 persen dan Dedie Rachim terus turun ke angka 34,9 persen,” bebernya.
“Jika melihat pada data tersebut, Dedie tidak dalam posisi aman untuk menang karena dipepet Sendi dengan jarak elektabilitas sekitar 10 persen,” imbuh Fajar.
Sementara itu, terkait dengan kandidat lain, Fajar menilai masih dalam kategori stagnan. Salah satunya, Raendi Rayendra dengan 8,28 persen.
BACA JUGA: Menteri Keuangan Beri Semangat Nasabah PNM untuk Terus Berdaya
Di bawahnya ada Rusli Prihatevy (4,1 persen), Achmad Ruyat (2,4 persen), Restu Kusuma (1,21 persen). Sisanya, publik yang mengaku tidak tahu dan tidak jawab sekitar 27 persen.
“Dari pengalaman kami melakukan survei, jarak elektabilitas seperti itu sangat rawan. Apalagi, untuk kandidat incumbent seperti Dedie. Yang aman, biasanya harus punya jarak di atas 20 persen, meskipun jarang seperti itu bukan juga jaminan tidak bisa disalip,” papar dia.
Fajar juga menekankan, bahwa posisi Dedie Rachim saat ini masuk dalam kategori lampu kuning. Menurutnya, Dedie Rachim harus waspada, karena dari pengalaman selama ini, calon yang punya tren turun, biasanya akan terus turun.
BACA JUGA: Jeritan Korban MSL APP, Utang Pinjol Hingga Pakai Uang Sekolah Anak Demi Bayar Depo
Sebaliknya, calon yang punya kategori tren naik, biasanya akan terus naik selama bisa mengelola kerja-kerja politik dengan efektif.
Dia menambabkan, terdapat beberapa temuan terkait isu-isu krusial atau masalah pokok masyarakat dan mewanti-wanti kepada seluruh kandidat terkait dengan mulai munculnya aneka isu negatif para calon.