Darurat Literasi, Perpusnas Gelontor Ribuan Buku ke Jabar

JABAR EKSPRES – Perpustakaan Nasional bakal menggelontor ribuan buku ke Jawa Barat. Itu sebagai salah satu langkah menekan kondisi darurat literasi di Indonesia.

Hal itu diungkapkan Plt Kepala Perpustakaan Nasional (Perpusnas) E. Aminudin Aziz saat berkunjung ke Kota Bandung, Selasa (25/6). “Indonesia itu darurat literasi, penyebabnya karena budaya membaca yang rendah,” katanya.

Aziz menguraikan, berdasarkan survei yang ada, permasalahan rendahnya literasi itu salah satunya dipicu dengan minimnya buku yang sesuai dengan minat baca. Karena itulah, Perpusnas di tahun ini berupaya menghadirkan 10 ribu ruang baca atau perpustakaan baru di tingkat desa. “Nanti tiap ruang baca itu diisi 1.000 judul buku,” jelasnya.

BACA JUGA: Resep Indomie Goreng Bangladesh: Kombinasi Gurih dan Pedas yang Menggoda Selera

Aziz melanjutkan, Jabar tentu menjadi salah satu provinsi yang jadi sasaran program tersebut. “Untuk Jabar nanti ada 713 lokus, tersebar di Kota Kabupaten,” cetusnya.

Selain mendistribusikan buku, Perpusnas juga tidak lepas tangan. Artinya pendampingan terhadap program pemanfaatan buku yang baik juga dilakukan.

Aziz mengakui saat ini pola aktivitas masyarakat banyak yang serba digital. Termasuk sudah berkembangnya buku-buku dalam bentuk digital. Tapi Perpusnas juga masih mempertahankan distribusi buku dalam bentuk cetak.

Itu memiliki beberapa alasan, “Berdasar riset, literasi akan jauh bisa dibangun dengan baca buku fisik,” katanya.

BACA JUGA: Virgoun Akan Jalani Rehabilitasi Selama 3 Bulan di RSKO

Alasan berikutnya adalah terkait alasan psikologis. Sentuhan kertas langsung bagi pembaca bisa lebih nyaman. “Baca buku digital juga lebih gampang lelah, makanya kami tidak hentikan program cetak buku,” paparnya.

Sementara itu, Penjabat (Pj) Gubernur Jabar Bey Triadi Machmudin juga menyampaikan dukungannya terkait program literasi. “Pemprov Jabar selalu dukung program meningkatkan literasi,” jelasnya.

Dalam kesempatan tersebut, Bey juga sempat mengingatkan terkait pentingnya memilah media demi kepentingan literasi. “Sebaiknya juga baca media mainstream. Bukan media yang judulnya heboh tapi belum tentu ada isinya,” paparnya.(son)

Writer: Hendrik MuchlisonEditor: H Priyadi

Tinggalkan Balasan