JABAR EKSPRES – Badan Geologi Kementerian Energi dan Sumber Daya Mineral (ESDM) menurunkan tingkat aktivitas Gunung Ile Lewotolok di Kabupaten Lembata, Nusa Tenggara Timur (NTT), dari Level III atau Siaga menjadi Level II atau Waspada.
‘’Berdasarkan hasil analisis dan evaluasi secara menyeluruh, aktivitas Gunung Ile Lewotolok hingga 22 Juni 2024 menunjukkan penurunan sehingga tingkat aktivitas diturunkan menjadi Level II,’’ kata Kepala Pos Pengamatan Gunung Api Ile Lewotolok Jeffry Pugel, dikutip dari ANTARA, Senin (24/6).
Jeffry menjelaskan penurunan tingkat aktivitas itu telah berlaku mulai tanggal 23 Juni pukul 16.00 WITA.
BACA JUGA: Jadwal Haji Indonesia 2025, Ini Rangkaian Persiapan hingga Keberangkatannya
Hal tersebut merujuk pada hasil evaluasi yang menunjukan bahwa jumlah gempa mengalami penurunan, serta tremor menerus yang terekam dengan amplitude rata-rata mengecil.
Jeffry mengatakan selain itu, gempa vulkanik dangkal dan vulkanik dalam memang masih terekam, namun tidak signifikan.
Data deferomasi juga masih berfluktuasi, namun menunjukan adanya deflasi atau pengempisan akibat perubahan tekanan pada tubuh gunung dalam periode seminggu terakhir.
BACA JUGA: Sidang Praperadilan Pegi Setiawan Ditunda Gegara Polda Jabar Tak Hadir, Sang Ayah Kecewa
Kemudian, evaluasi terhadap aliran lava baru juga menunjukan tidak mengalami perubahan jarak pada arah selatan, tenggara, dan barat.
‘’Secara umum pengamatan periode 1 sampai 22 Juni menunjukan masih tinggi aktivitas erupsi dan hembusan asap tapi ada penurunan dalam seminggu terakhir,’’ ucapnya.
Dengan penurunan tingkat aktivitas gunung tersebut, rekomendasi yang diberikan pun berubah, khususnya pada radius aktivitas di sisi selatan, tenggara, dan barat.
BACA JUGA: Jerman Amankan Posisi di Piala Eropa 2024 Berkat Gol Fuellkrug
Jeffry mengatakan sebelumnya pada Level III atau Siaga, radius rekomendasi masih pada jarak 3 km dari pusat aktivitas gunung.
Namun pada Level II atau Waspada ini, masyarakat, pengunjung dan pendaki tetap dihimbau untuk tidak memasuki dan tidak melakukan aktivitas dalam wilayah sektoral selatan, tenggara, dan barat, masing-masing sejauh 2,5 km dari pusat aktivitas Gunung Ile Lewotolok.
Jeffry juga mengingatkan masyarakat akan mancaman bahaya guguran atau longsoran lava dan awan panas dari bagian selatan, tenggara dan timur dari gunung tersebut.