Saat ini kata Ridwan, dari 4 hektare sawahnya, kini masih lebih banyak ditanam menggunakan metode yang biasa tidak menggunakan organik.
“Sudah ada sebagian menggunakan organik, cuman itu baru sedikit,” tuturnya.
Meski begitu, dirinya berharap untuk pupuk organik sendiri bisa di subsidi, karena harga gabah organik jauh lebih mahal jika dibandingkan harga gabah biasa.
“Kalau yang biasa paling sekitar Rp 600 ribu per kwintal, sedangkan yang organik bisa Rp 750 ribu per kwintal,” ucapnya. (Agi)