“Sejak awal kami sudah siapkan. Mulai dari peralatan hingga pelayanan, mulai dari pranikah hingga pasca melahirkan. Kami juga memberikan literasi dan pembekalan terhadap santriwati yang akan kami tugaskan ke seluruh pelosok daerah. Ini dalam rangka mendukung program pemerintah mencegah stunting,” tutur Ardito Bhinadi.
Selain itu, sumberdaya manusia (SDM) yang sehat menjadi perhatian LDII. Ardito mengatakan, LDII menyiapkan SDM yang sehat dimulai dari pranikah.
“Jika dalam pranikah itu sehat, kemudian mereka kandungannya juga sehat dan didukung pemenuhan gizi maka akan melahirkan anak-anak yang sehat,” tuturnya.
Untuk mendukung program tersebut, kata Ardito, LDII juga bekerjasama dengan Kementerian Kelautan dan Perikanan (KKP) dalam program Gemar Makan Ikan (Gemarikan) dan LDII membentuk Kelompok Kerja (Pokja) Forum Komunikasi Kesehatan Islam (FKKI) yang tugasnya memberikan literasi, pemeriksaan kesehatan bagi ibu, remaja putri, anak, dan para santri ponpes.
Sementara itu, Penjabat (PJ) Bupati Nganjuk Sri Handoko Taruna mengatakan, berdasarkan hasil Survei Kesehatan Indonesia, penanganan stunting di Kabupaten Nganjuk telah menurun 17,1 persen.
“Kami akan bersinergi terus, pasti 14 persen bisa tercapai. Ini terus kami lakukan bersama seluruh stakeholder, dengan masyarakat dan ponpes. Ternyata di Ponpes Al Ubaidah Kertosono juga mempunyai kesiapan posyandu yang luar biasa,” ujarnya.
Dalam acara tersebut juga dihadiri Deputi Bidang Dukungan Kebijakan Pembangunan Manusia dan Pemerataan Pembangunan Setwapres, Suprayoga Hadi; Dirjen Kesehatan Masyarakat Kementerian Kesehatan, dr. Maria Endang Sumiwi; Deputi Bidang Kerawanan Pangan dan Gizi Panas, Nyoto Suwignyo; Deputi Penganekaragaman Konsumsi dan Keamanan Pangan Bapanas, Andriko Noto Susanto; Deputi Bidang Advokasi, Penggerakan dan Informasi BKKBN, Sukaryo Teguh Santoso; dan Plh. Kepala Dinas Kesehatan Provinsi Jawa Timur drg. Vitria Dewi. (*)