JABAR EKSPRES – Pameran Sciencepreneur Expo Be-Innovated SMPN 1 Cimahi menampilkan produk inovatif siswa-siswi dalam Penilaian Akhir Tahun (PAT) dan Projek Base Learning (PJBL). Produk-produk ini dibuat secara mandiri tanpa campur tangan pihak lain yang berkompeten di bidangnya.
Expo selama dua hari, dari Kamis hingga Jumat, menampilkan produk-produk inovatif terbaik yang dibuat oleh siswa kelas 7 dan 8. Salah satu kelompok siswa berhasil menciptakan inovasi berupa sabun pembersih lantai menggunakan bahan alami.
Erland Rainal (15), salah seorang siswa yang menciptakan inovasi tersebut, mengaku mengalami kesulitan dalam proses pembuatannya. Namun, bersama teman-temannya, mereka terus berusaha untuk memperbaiki produk hingga mencapai kesempurnaan.
BACA JUGA: Tewas Terseret Ombak di Pangandaran, Siswa MTS 60 Persis Katapang Dimakamkan di Majalaya
“Kesulitannya waktu awal pembuatan, kita sempat gagal dalam percobaan. Tapi kita terus berupaya hingga hasilnya benar-benar bagus,” ujar siswa kelas 8K tersebut pada Jabar Ekspress, Jumat (14/6).
Dia mengatakan bahwa mencari bahan untuk produknya cukup sulit karena bahan-bahan tersebut sulit ditemukan di beberapa toko.
“Mencari bahannya itu yang sulit. Kadang ada di satu toko saja dan masing-masing bahan jarang ada,” jelasnya.
Mereka menciptakan produk pembersih lantai alami untuk berinovasi dan berkontribusi dalam menjaga kebersihan lingkungan.
Siswa-siswi berhasil menciptakan inovasi di bidang lingkungan yang cukup inovatif. Mereka tidak hanya menciptakan produk baru, tetapi juga berhasil menjualnya untuk digunakan di dalam dan di luar sekolah.
“Jadi kita membuat produk ini untuk mengurangi limbah perairan di lingkaungn,” kata Dhalimunthe Al-Natshir (15) disela-sela kegiatan.
Dhali menjelaskan, proses pembuatan produk tersebut memerlukan waktu dua jam. Bahan ekoenzim diperolehnya dari mata pelajaran IPA dan diimplementasikan dalam kegiatan expo.
“Membuat produk ini sekitar dua jam, bahan alaminya itu ekoenzim dari bahan sisa buah-buahan dan sayuran dengan di fermentasi selama tiga bulan,” jelasnya.
Tak hanya memamerkan produknya, tetapi juga telah menjualnya secara langsung. Meskipun masih dalam skala terbatas, prestasi ini patut diapresiasi sebagai inovasi dari siswa SMP.
“Kita sudah menjual produk ini secara personal sekitaran Rp. 15.000 sampai Rp. 20.000 sekitar 500 ml dan 750 ml,” kata Dhali.