JABAR EKSPRES – Jembatan Alfian di Desa Batujajar Barat, Kecamatan Batujajar, Kabupaten Bandung Barat (KBB) terpaksa diputus untuk sementara waktu.
Pemutusan jembatan yang dilakukan oleh pengelola tersebut tentunya bukan tanpa alasan, sebab hal itu dilakukan guna memberi ruang pada sampah yang mengambang di titik tersebut agar mengalir.
“Kemarin kan ramai-ramai di media sosial putus. Sebetulnya bukan putus, melainkan kita memberi ruang agar sampah-sampah ini bisa mengalir ke lokasi pengangkutan sampah di BBS,” ungkap pengelola Jembatan Alfian, Gaston Barus saat dihubungi, Jumat (14/6/2024).
Menurutnya, konstruksi fleksibel jembatan yang dilakukan pemutusan sepanjang 50 meter. Hal itu diakuinya kerap dilakukan saat hujan tiba.
“Iitu sudah sering dilakukan. Sebab setiap musim hujan tiba, pulau sampah dan eceng gondok akan terbentuk. Kalau nggak dilepas fleksibelnya, nanti malah membahayakan konstruksi (jembatan) terdorong sampah,” katanya.
BACA JUGA: KPU Jabar Butuh 132 Ribu Pantarlih untuk Coklit Pilkada 2024
Gaston menyebut, pemutusan fleksibel jembatan itu tak menentu, sebab menyesuaikan pada kondisi arus sungai dan sampah yang mengambang.
“Melihat sikon berapa lamanya, bisa seminggu atau lebih. Cuma yang pasti ditutup dulu, tidak bisa dilalui sementara waktu,” tandasnya.
Seperti diketahui, lautan sampah memenuhi perairan Sungai Citarum, tepat di bawah Jembatan Callender Hamilton atau Babakan Sapan (BBS) yang berlokasi di Desa Selacau, Kecamatan Batujajar, Kabupaten Bandung Barat (KBB).
Saking banyaknya sampah di perairan tersebut, masyarakat Kecamatan Batujajar sampai menganggap Sungai Citarum seperti lautan sampah. Sebab terdapat kurang lebih 100 hingga 200 ton sampah di sungai itu. Masalah sampah tersebut kini menjadi polemik.
BACA JUGA: Garap Pembentukan Raperda PPKLP DPRD Serap Aspirasi Masyarakat
Pemerintah daerah saling menyalahkan akibat meluapnya sampah di sungai tersebut. Khususnya pemerintah Kabupaten Bandung dan daerah lainnya yang dinilai menjadi penyumbang sampah di perairan itu.
Padahal banjir kiriman sampah dari daerah hulu memang kerap terjadi di wilayah perairan Citarum Batujajar. Namun, kondisi kali ini cukup parah dibanding hari-hari biasanya, lantaran volume sampah kiriman sangat besar membuat mobilitas perahu serta kegiatan nelayan mencari ikan tersendat.