Selain PMK, Penyakit LSD Tidak Terdeteksi Papar Hewan Kurban Jelang Idul Adha

JABAR EKSPRES – Dinas Peternakan dan Pertanian (DKPP) Kota Bandung memastikan, kasus Lumpy Skin Disease (LSD) atau cacar sapi pada tahun ini tidak akan mengancam perayaan momen Idul Adha.

Hal tersebut diungkapkan Kepala Bidang Peternakan dan Kesehatan Hewan DKPP Kota Bandung, Wilsandi Saefuloh. Menurutnya penyakit itu tidak terdeteksi sama sekali seusai pihaknya menjalankan pemeriksaan terhadap hewan kurban di sejumlah peternakan.

“Alhamdulillah aman (LSD). Tahun kemarin kita vaksinasi sekitar 2.000 ekor. Dan tahun ini memang tidak terdeteksi juga penyakit LSD,” ungkap Wilsandi kepada wartawan, Kamis (13/6).

BACA JUGA: Belum Ada Kabar Baik Soal 2 TKW yang Terlantar di Luar Negeri, TKSK Cileunyi Bakal Sembangi Lagi BP3MI Jabar

Sementara itu berdasarkan hasil pemeriksaan DKPP Kota Bandung, mayoritas hewan kurban yang menderita penyakit, penyebabnya adalah masalah adaptasi lingkungan. “Biasanya karena perjalanan. Lalu sakit mata atau sakit diare kayak gitu. Bukan sakit-sakitan yang berdampak luas,” sambungnya.

“Kami terus menyisir pedagang. Langsung ke semua pedagang atau peternak di Bandung. Sampai kemarin sore sudah 196 lokasi yang kami periksa. Itu hasilnya sudah 11.000 ekor lebih,” jelasnya.

Lalu kabar baik selanjutnya, penyakit menular kuku (PMK) yang rentan menyerang hewan ternak, menurutnya hingga saat ini tidak ditemukan petugas DKPP. Kondisi tersebut terkendali dibandingkan beberapa tahun sebelumnya saat PMK kembali merebak di Indonesia.

BACA JUGA: Fraksi PDI Perjuangan DPRD Jabar Minta PJ Gubernur Tindak ASN Tak Netral

Hal tersebut bisa dicegah, kata Wilsandi, lantaran para peternak hewan kurban selalu dimonitoring atau menjalani pemeriksaan oleh DKPP Kota Bandung. Komunikasi secara langsung rutin dilakukan.

“Jadi biasanya kalau ada ternak sakit atau ada ternak baru, kami tidak lebih 24 jam datang ke lokasi. Periksa kesehatan,” katanya.

“Nanti kalau misalnya terindikasi belum divaksin PMK, biasanya kami vaksin. Tapi rata-rata kalau yang asli Kota Bandung sudah melalui 3 kali vaksin,” pungkasnya.

Berita Terkait

Tinggalkan Balasan