Wacana Perluasan Tahura jadi 3.200 Hektar Kian Sirna

JABAR EKSPRES – Wacana Taman Hutan Raya (Tahura) Ir H Djuanda yang bakal diperluas menjadi 3.200 hektar, kian sirna.

Kepala UPTD Tahura Ir H Djuanda Dinas Kehutanan Jabar Luthfi Erizka mengakui bahwa wacana itu juga kian tidak ada perbincangan lagi. “Dulu memang sempat ada wacana itu, tapi sekarang tidak (tidak ada perbincangan.red) lagi,” terangnya kepada Jabar Ekspres, Rabu (12/6).

Diketahui, wacana itu muncul pada 2018 lalu. Kawasan Tahura yang awalnya 528 hektar bakal diperluas menjadi 3.200 hektar. Tujuannya juga untuk memaksimalkan fungsi dari kawasan tersebut.

BACA JUGA: Inggris Panen Rupiah! Wisata Sihir Harry Potter Tetap Populer

Manager Advokasi dan Kampanye Wahana Lingkungan Hidup Indonesia (Walhi) Jabar, Haerudin Inas menambahkan, perluasan Tahura yang belum menuai titik terang sampai saat ini juga bisa dilihat dari beberapa dokumen. Salah satunya dari Perpres No 45 tahun 2018 tentang rencana tata ruang perkotaan cekungan Bandung yang telah terbit. “Sejauh yang kami lihat di perpres itu nampaknya Tahura juga belum banyak perubahan dalam arti perluasan,” terangnya beberapa waktu lalu.

Inas menambahkan, pihaknya memang belum sampai mendalami dari sisi rencana strategis Pemerintah Daerah Jabar maupun Dinas Kehutanan terkait perluasan Tahura Bandung tersebut. Namun secara kasat mata memang belum nampak terkait realisasi dari wacana perluasan itu. “Kami sebenarnya setuju terkait perluasan, tapi realisasinya belum ada,” ujarnya.

Saat ini, Tahura memang menjadi salah satu ikon di kawasan Bandung Utara. Selain sebagai hutan lindung, kawasan itu juga jadi rujukan wisatawan.

BACA JUGA: AHM Luncurkan Rebel 1100 Bagi Pecinta Big Bike Cruiser

Banyak aktivitas yang dapat dilakukan pengunjung di kawasan itu. Termasuk mengunjungi berbagai spot-spot unik, sejarah, hingga pemandangan nan cantik.

Misalnya dengan jogging dengan track khas hutan atau alam, foto prewedding dengan nuansa alam, menikmati kuliner, melihat pemandangan dari Tebing Keraton, hingga bersepeda. Di lokasi itu juga ada dua goa bersejarah, yaitu Goa Belanda dan Goa Jepang. Masyarakat dapat melakukan ekspedisi menyusuri lorong-lorong goa itu.(son)

Berita Terkait

Tinggalkan Balasan