Menurut dia, kehidupan warga modern saat ini tidak lagi didasarkan pada kebutuhan, melainkan pada keinginan.
“Masyarakat kelas menengah, yang merupakan kelompok yang paling kritis, sering mengungkapkan ketidakpuasan terhadap pembangunan di Kota Banjar. Mereka merupakan kelompok yang selalu mengkritik dan mengeluh terhadap segala hal,” ujarnya.
Meskipun Kota Banjar telah memiliki landasan yang kuat untuk mengembangkan indeks pembangunan manusia, namun pembangunan di kota ini masih dianggap lambat oleh publik.
“Warga Banjar cenderung membandingkan standar hidup mereka dengan wilayah lain, sehingga mereka merasa bahwa Kota Banjar tertinggal dari ekspektasi publik yang semakin meningkat,” terang Firman Nugraha.
Ia memandang, kepemimpinan Kota Banjar ke depan harus lebih progresif dan mampu mengangkat rasa inferior warga Banjar terhadap kotanya sendiri.
“Kota Banjar bukanlah daerah yang selalu menempati peringkat terbawah, namun Kota Banjar juga memiliki potensi yang besar untuk terus berkembang dan menjadi kota yang lebih baik,” katanya menegaskan.
Dengan meningkatnya ekspektasi publik, jelas Firman, Kota Banjar membutuhkan sebuah kebanggaan baru. Pemerintah dan pemimpin di Kota Banjar harus mampu memenuhi harapan dan tuntutan warga dengan cara yang lebih efektif dan inovatif.
“Hanya dengan demikian, Kota Banjar dapat terus maju dan berkembang sesuai dengan harapan publik yang semakin meningkat,” ucapnya. (CEP)