Aji Jaya Bintara Kian Tenggelam di Bursa Pilkada Kota Bogor

Dengan demikian, kata Yus, besar kemungkinan rekomendasi Partai Gerindra akan jatuh kepada salah satu dari tiga nama tersebut.

“Karena secara elektabilitas sangat rasional. Walaupun tentu saja perubahan tingkat elektabilitas akan selalu dinamis sampai pada tahapan pendaftaran pasangan calon tanggal 27-29 Agustus 2024,” imbuh dia.

Selain itu, Yus juga menyinggung terkait intensitas citra diri. Dalam hal ini, ketiga nama yang masuk secara berurutan tertinggi tingkat elektabilitasnya tersebut, justru ketiganya semakin gencar menguatkan citra diri di tengah publik Kota Bogor.

“Entah melalui alat peraga, turun langsung blusukan maupun menghadiri berbagai forum warga. Sehingga berpotensi akan menguatkan elektabilitas ketiga sosok tersebut,” ucap dia.

“Sedangkan dua soaok dari internal Partai Gerindra terlihat pasif. Termasuk dalam hal ini Aji Jaya Bintara,” lanjut Yus.

Dengan demikian, Ia menyebut, maka Aji Jaya Bintara akan semakin “tenggelam” dan berpotensi hilang daya tawarnya dimata Partai Gerindra.

Ia juga menyimpulkan, bahwa peta politik Kota Bogor semakin mengkrucut pada dua kekuatan besar jika Koalisi Indonesia Maju bisa diwujudkan di Kota Bogor dalam pilkada dan satu lagi kekuatan yang berpotensi dibangun oleh PKS.

“Namun juga berpotensi menjadi 3 kekuatan bandul politik jika Partai Gerindra tidak bergabung dengan PAN, Golkar dan Demokrat yang saat ini disebut-sebut sudah mengusung Dedie A Rachim sebagai Calon Wali Kota Bogor,” tukas Yus. (YUD)

Berita Terkait

Tinggalkan Balasan