JABAR EKSPRES – Hari Kamis (6/6) menjadi momen manis bagi Indeks Harga Saham Gabungan (IHSG) yang sukses ditutup di level 6.974. Dengan lonjakan 27,22 poin atau 0,39 persen dari perdagangan sebelumnya, IHSG menunjukkan performa yang mengesankan. Mengutip data dari RTI Infokom, investor tercatat melakukan transaksi sebesar Rp8,10 triliun dengan total volume saham yang diperdagangkan mencapai 15,13 miliar saham.
Dari segi performa saham, sebanyak 290 saham menguat, 265 saham terkoreksi, dan 230 saham lainnya stagnan. Kenaikan ini didorong oleh sembilan dari sebelas indeks sektoral yang mengalami penguatan, dengan sektor basic industry memimpin kenaikan sebesar 1,23 persen. Sektor ini memang dikenal memiliki daya tarik tersendiri di kalangan investor karena kestabilannya.
Sementara itu, nilai tukar rupiah juga turut memberikan kabar baik. Pada pukul 15.30 WIB, rupiah menguat 0,14 persen ke level Rp16.263 per dolar AS. Penguatan ini memberikan sentimen positif tambahan bagi pasar saham domestik.
Tidak hanya bursa saham domestik yang mengalami penguatan, bursa saham di berbagai belahan dunia juga bergerak di zona hijau. Di bursa Asia, indeks Nikkei 225 di Jepang naik 0,55 persen, Hang Seng Composite di Hong Kong naik 0,22 persen, dan Kospi di Korea Selatan melonjak 1,03 persen. Kenaikan ini mencerminkan sentimen positif investor terhadap prospek ekonomi di kawasan Asia.
Beralih ke Eropa, indeks saham juga kompak menunjukkan penguatan. Indeks FTSE 100 di Inggris naik 0,31 persen, CAC 40 di Prancis menguat 0,44 persen, dan DAX di Jerman melonjak 0,87 persen. Sentimen positif ini dipicu oleh optimisme terhadap stabilitas ekonomi Eropa yang terus menunjukkan tanda-tanda pemulihan.
Bursa saham Amerika Serikat tidak ketinggalan. Indeks S&P 500 tumbuh 1,18 persen, NYSE naik 0,62 persen, dan NASDAQ Composite menguat signifikan dengan kenaikan 1,96 persen. Kenaikan di bursa AS sering kali memberikan pengaruh positif pada bursa-bursa lain di seluruh dunia, termasuk Indonesia.
Di tengah euforia pasar saham yang melambung, ada beberapa faktor yang turut mendukung penguatan ini. Salah satunya adalah rilis data ekonomi yang positif baik di dalam maupun luar negeri. Selain itu, kebijakan moneter yang stabil serta optimisme terhadap pemulihan ekonomi pasca-pandemi juga menjadi pendorong utama.