JABAR EKSPRES – Gunung Semeru berada di perbatasan Kabupaten Lumajang dengan Malang, Jawa Timur mengalami erupsi sebanyak tiga kali dengan ketinggian letusan hingga 600 meter di atas puncak pada Rabu (5/6) pagi.
Erupsi pertama ini terjadi pada pukul 08.04 WIB dengan visual letusan tidak teramati, kemudian erupsi kedua terjadi pukul 08.26 WIB dengan ketinggian letusan abu vulkanik mencapai 600 meter dan erupsi ketiga terjadi pada pukul 08.53 WIB.
‘’Terjadi erupsi Gunung Semeru pada hari Rabu, 5 Juni 2024, pukul 08,26 WIB. Tinggi kolom letusan teramati sekitar 600 meter di atas puncak atau 4.276 meter di atas permukaan laut (mdpl),’’ kata Petugas Pos Pengamatan Gunung Semeru, Liswanto dalam keterangan tertulis yang diterima di Lumajang.
BACA JUGA: Buruh di KBB Bakal Demo di Gedung DPRD, Tolak Kebijakan Iuran Tapera
Menurut Liswanto kolom abu vulkanik teramati berwarna putih hingga kelabu dengan intensitas sedang ke arah barat daya dan saat laporan itu dibuat, erupsi masih berlangsung.
Kemudian, erupsi ketiga pada pukul 08,53 WIB, tinggi kolom letusan Gunung Semeru teramati sekitar 500 meter di atas puncak atau 4.176 mdpl.
Kolom abu teramati berwarna putih hingga kelabu dengan intensitas sedang ke arah Selatan pada letusan ketiga.
BACA JUGA: BPN Banjar Turut Serta Tanam Ratusan Pohon Dalam Peringatan Hari Lingkungan Hidup
‘’Saat laporan itu dibuat, erupsi masih berlangsung,’’ kata Liswanto.
Gunung Semeru sendiri memiliki ketinggian 3.676 mdpl dan sekarang statusnya masih Siaga atau Level III.
Sehingga Pusat Vulkanologi dan Mitigasi Bencana Geologi (PVMBG) memberikan himbauan kepada masyarakat tidak melakukan aktivitas apa pun di sektor Tenggara di sepanjang Besuk Kobokan sejauh 13 kilometer dari puncak (pusat erupsi).
BACA JUGA: Status Tersangka, Arsan Latif Masih Jalani Agenda Kerja
PVMBG juga menghimbau kepada masyarakat diluar jarak tersebut untuk tidak melakukan aktivitas pada jarak 500 meter dari tepi Sungai (sempadan Sungai) pada sepanjang Besuk Kobokan.
Pasalnya, jarak 500 meter dari tepi Sungai (sempadan Sungai) tersebut berpotensi perluasan awan panas dan aliran lahar hingga jarak 17 km dari puncak.
Kemudian, warga juga dilarang beraktivitas dalam radius lima kilometer dari kawah atau puncak Gunung Api Semeru, karena rawan terhadap bahaya lontaran batu (pijar).