Ia menambahkan setelah film berjudul Vina: Sebelum 7 Hari rilis dan mendapat perhatian publik pada bulan Mei ini, terdakwa Saka dan kuasa hukumnya kembali mendatangani Komnas HAM.

‘’Kuasa hukum Saka dua minggu lalu datang ke Komnas HAM, dan kami menerima Saka dan meminta keterangan dari Saka dan kuasa hukumnya,’’ ujarnya.

Adapun untuk aduan kedua ini, lanjut uli, pihaknya menerima aduan dari kuasa hukum keluarga korban yang mengharapkan adanya pemulihan trauma (trauma healing), serta pemberian kompensasi dan restitusi.

BACA JUGA: Nilai Tes Online 2 BUMN Belum Tentu Lolos Meski di Atas Passing Grade? Ini Pembobotan Nilainya

‘’Kami juga akan koordinasi dengan LPSK (Lembaga Perlindungan Saksi dan Korban) terkait dengan mendorong adanya kompensasi dan restitusi, dan juga untuk trauma healing kami segera berkoordinasi dengan pemerintah local di Kota Cirebon untuk menyediakan jasa trauma healing untuk ibunya Vina,’’ jelas Uli.

Uli juga mengatakan Komnas HAM akan berkoordinasi dengan pihak Polda Jawa Barat dan juga Inspektorat Pengawasan Umum Mabes Polri untuk menggali fakta-fakta atas pengaduan terkait kasus Vina.

‘’Meminta keterangan kepada Polda Jabar dan juga kami di lapangan sedang mengolah data informasi, saksi-saksi terkait dengan kasus pembunuhan Vina ini,’’ kata Uli.

BACA JUGA: VIRAL, Video Cheese Challenge Suho EXO Dengan Boy William Tampak Buram, Bikin EXO-L Curiga Pakai HP Sehun

‘’Tentu Komnas HAM sangat hati-hati dalam mengumpulkan data ini karena kami juga harus betul-betul valid, baik itu saksi-saksi yang ada di Cirebon, saksi-saksi di Bandung, dan juga di Bekasi,’’ lanjut dia.

Diketahui pembunuhan dan pemerkosaan terhadap Vina terjadi pada bulan Agustus 2016, ia dibunuh bersama kekasihnya, Muhammad Rizky atau Eky.

Kasus ini pun kembali mencuat setelah peristiwa tersebut diangkat ke dalam film dengan judul ‘’Vina: Sebelum 7 Hari’’ mendapat perhatian publik, karena kasus tersebut masih menyisakan tiga tersangka yang belum terungkap.