Otak Dapat Mengatur Sistem Kekebalan: Temuan Revolusioner dari Universitas Columbia

JABAR EKSPRES – Para peneliti di Zuckerman Institute, Universitas Columbia, telah menemukan bahwa otak memiliki kemampuan luar biasa untuk mengatur sistem kekebalan tubuh. Studi yang dilakukan pada tikus ini mengungkapkan bahwa otak dapat mendeteksi peradangan dan memodulasi respons imun, baik dengan meningkatkan atau menekannya sesuai kebutuhan. Temuan ini dapat membuka jalan bagi terapi baru untuk mengobati berbagai penyakit di mana sistem kekebalan tubuh menjadi terlalu aktif atau tidak teratur.

Para peneliti terdorong oleh pertanyaan mendasar: sejauh mana otak mengontrol respons imun tubuh? Motivasi ini berasal dari penelitian sebelumnya yang menunjukkan bahwa otak dan tubuh berkomunikasi secara ekstensif melalui jalur yang dikenal sebagai sumbu tubuh-otak.

Studi sebelumnya telah menunjukkan adanya interaksi ini tetapi tidak sepenuhnya mengeksplorasi mekanisme atau sejauh mana keterlibatan otak dalam mengelola sistem kekebalan tubuh. Tim peneliti bertujuan untuk mengungkap hubungan ini dan memahami bagaimana otak memantau dan mengatur respons peradangan, fungsi penting untuk menjaga kesehatan.

“Kami menemukan berbagai cara di mana tubuh memberi tahu otak tentang keadaan tubuh saat ini,” kata Mengtong Li, peneliti pascadoktoral dan salah satu penulis utama. “Kami ingin memahami sejauh mana pengetahuan dan kontrol otak atas biologi tubuh.”

Untuk menyelidiki peran otak dalam regulasi kekebalan, para ilmuwan melakukan eksperimen pada tikus. Mereka fokus pada nukleus kaudal dari traktus solitarius (cNST), sebuah wilayah di batang otak yang sangat terlibat dalam jalur komunikasi tubuh-otak. cNST adalah target utama dari saraf vagus.

Para peneliti menggunakan senyawa bakteri yang disebut lipopolisakarida (LPS) untuk memicu respons imun pada tikus. Senyawa ini dikenal untuk mengaktifkan sistem kekebalan bawaan, garis pertahanan pertama tubuh terhadap patogen. Mereka kemudian mengukur tingkat berbagai molekul imun pada tikus, baik yang pro-inflamasi maupun anti-inflamasi.

Baca juga: Studi Baru Ungkap Kata-kata Negatif Berdampak Besar pada Konsumsi Berita Online

Untuk memahami peran cNST, para peneliti secara kimiawi memanipulasi aktivitasnya. Mereka menggunakan teknik canggih untuk menekan atau mengaktifkan neuron cNST sebagai respons terhadap tantangan LPS. Mereka juga mengidentifikasi kelompok neuron tertentu di dalam cNST dan saraf vagus yang terlibat dalam mendeteksi dan mengendalikan peradangan.

Berita Terkait

Tinggalkan Balasan