Jalan Pembangunan Berbasis Sains dan Teknologi untuk Mencapai Era Indonesia Emas 2045

Korea Selatan misalnya yang saat ini sudah menjadi negara maju dengan tingkat daya saing sumber daya manusia di tahun 2020 sudah mencapai 0.8 (dibandingkan dengan Indonesia yang masih di angka 0.54 dan Indonesia juga masih di bawah negara-negara Asean lainnya kecuali Timor Leste), serta pendapatan perkapita mencapai sekitar 34 ribu dollar perkapita per tahun di tahun 2024 menurut data IMF (Indonesia sekitaran 5271 dollar perkapita pertahun-2024) adalah salah satu negara yang bisa dijadikan model pembangunan berbasis riset ilmu pengetahuan dan teknologi (iptek).

Korea Selatan menitik beratkan pembangunan rakyat dan negaranya diantaranya melalui perwujudan sumber daya manusia yang berdaya saing tinggi, industri manufaktur berbasis teknologi maju, industri kreatif dan juga produk dalam negeri berbasis ekspor.

Indonesia, khususnya Jawa Barat, memiliki potensi yang besar untuk mengembangkan riset iptek dengan dukungan dari sejumlah perguruan tinggi negeri dan swasta yang ada di Jawa Barat, seperti ITB, Unpad, UI, IPB, Telkom University, IPDN, Unjani, Unpas, dan lain-lain, yang semuanya memiliki lembaga penelitian dan sumber daya manusia terbaik yang dimiliki oleh Indonesia. Selain juga lembaga riset terapan yang ada disejumlah perusahaan baik milik pemerintah maupun swasta.

Sebagai contoh hasil riset dari ITB berupa pemanfaatan dan pengembangan energi terbarukan biogas di peternakan sapi di Cigugur Kuningan dibiayai dan dijadikan sebagai bagian program Dinas ESDM Pemprov Jawa Barat. Setiap tahun riset ini bisa terus dikembangkan dalam bentuk inovasi yang lebih bernilai tambah bagi masyarakat, dibandingkan program biogas sebelumnya di dinas tersebut yang minim inovasi setiap tahunnya karena tidak adanya proses riset teknologi terapan yang dilakukan. Model kerjasama program seperti ini bisa dijalankan disemua sektor melalui kerjasama semua perangkat daerah dengan lembaga riset atau perguruan tinggi. Sehingga timbul percepatan yang berkali lipat dalam peningkatan nilai tambah, penguasaan teknologi dan produktifitas masyarakat.

Dalam jangka panjang, untuk mencapai era Indonesia Emas di tahun 2045, yang setidaknya ditargetkan 6 kali lipat pendapatan perkapita sesuai target yang ditetapkan secara nasional, maka tidak ada jalan lain selain pembangunan harus berbasis ilmu pengetahuan dan teknologi untuk terus mendorong nilai tambah di segala aspek kehidupan dan mempercepat peningkatan daya saing sumber daya manusia. (*)

Berita Terkait

Tinggalkan Balasan