JABAR EKSPRES – Kepala Cabang Perum Bulog Kota Tanjungpinang, Kepulauan Riau (Kerpri), Arief Alhadihaq beberkan alasan dibalik melonjaknya harga beras Program Stabilisasi pasokan dan Harga Pangan (SPHP) sepanjang Mei 2024.
Arief mengungkapkan bahwa penyebab naiknya harga beras SPHP merupakan bentuk penyesuaian dengan harga jual beras di tingkat petani.
“Otomatis, kita harus menyesuaikan dengan harga jual beras di tingkat petani,” ujarnya.
BACA JUGA:Kembali Alami Kenaikan, Segini Harga Beras, Bawang Putih, hingga Minyak Goreng Saat Ini
Selain sebagai bentuk penyesuaian, cuaca yang tak menentu saat ini juga menjadi salah satu faktor pemicu naiknya harga beras SPHP di pasaran.
Kondisi cuaca yang tidak menentu menjadi pemicu terganggunya produksi dan pasokan beras dari petani.
Tidak hanya sampai disana, Arief menyatakan bahwa kenaikan harga beras SPHP tersebut sudah diatur sebelumnya.
BACA JUGA:Bulog Siap Serap Padi dari Program Makmur PT Pupuk Indonesia
Hal itu diatur melalui keputusan teknis Bapenas RI Nomor 175 tahun 2024 tentang Petunjujk Teknis Stabilisasi Pasokan dan Harga Pangan Beras di Tingkat Konsumen Tahun 2024.
Maka berdasarkan keputusan tersebut, Arief menegaskan harga eceran tertinggi (HET) beras SPHP di wilayah Kepri mengalami kenaikan.
Semula Rp10.250 menjadi Rp11.300 per kilogram dengan kenaikan Rp1.050 per kilogramnya.
BACA JUGA:Fokus Raih Gelar Juara Liga 1, Persib Bandung Kembali Berlatih Jelang Laga Final Lawan Madura
“Sementara untuk HET di tingkat konsumen sebesar RP11.300 per kilogram,” ujarnya.
Meski demikian, Arief meyakini bahwa beras SPHP akan tetap laku di pasaran, karena harganya yang terbilang lebih murah jika dibandingkan dengan jenis beras lainnya.
Selain itu, Kepala Cabang Perum Bulog Kota Tanjungpinang tersebut juga memastikan bahwa stok beras SPHP masih tersedia dan aman untuk tiga bulan kedepan.