Pertama, kedekatan politik dengan presiden terpilih. Hal itu jadi faktor pertama karena setiap pemimpin kepala daerah itu harus bersinergi dan berkolaborasi dengan pemerintah pusat.
“Salah satu program saya itu kan sebenarnya irisan dengan pemerintah pusat sangat ada yaitu program makan siang dan susu gratis. Saya konsisten untuk mengurangi stunting dan meningkatkan gizi anak dan ibu hamil itu pertama,” jelas dia.
BACA JUGA: Kronologi Penyerangan SPBU di Bogor, Berawal Dua Kelompok Hendak Tawuran
Kemudian kedua faktor logistik. Ia sangat menekankan bahwa dalam pilkada yang diikuti banyak calon, logistik menjadi faktor yang paling penting baik dari mobilisasi, alat kampanye maupun terkait dengan relawan-relawan.
“Tapi memang saya beruntung. Saya punya relawan yang banyak dan mandiri, artinya saya banyak dibantu oleh relawan-relawan,” bangganya.
Ketiga faktor koalisi. Kang Jaya berharap Gerindra Kota Bogor, menjadi pemimpin koalisi yang menjadikan walikota bukan wakil walikota.
“Jadi, saya berharap Gerindra menjadi leader nya koalisi,” tegasnya.
BACA JUGA: Mantap! Afgan Bakal Tampil di Konser David Foster Sebagai Penyanyi Bintang Tamu
Ia menambahkan, faktor keempat adalah program program di masyarakat. Sebab sambung dia, masyarakat Kota Bogor memerlukan energi baru dari kalangan anak muda.
“Masyarakat melihat Bogor ini perlu semacam energi baru dari kalangan yang lebih fresh ya, yang mungkin punya modal politik dan modal visi yang cukup bagus untuk membawa Kota Bogor ke era berikutnya. Makanya visi saya itu adalah Bogor Emas 2030,” tandas Kang Jaya. (YUD)