JABAR EKSPRES – Ketegangan di kawasan Gaza semakin memuncak seiring kelanjutan serangan militer Israel di Rafah, selatan Gaza. Kelompok Hamas, dalam pernyataan resmi yang disampaikan oleh pejabatnya, Osama Hamdan, menegaskan bahwa mereka tidak akan melanjutkan kesepakatan gencatan senjata jika agresi militer Israel terus berlanjut.
“Kami tegaskan operasi militer di Rafah, jika dilakukan Israel, tidak akan menjadi piknik bagi tentara Israel,” tegas Hamdan dalam konferensi pers yang digelar ketika delegasi Hamas tiba di Kairo untuk melanjutkan perundingan.
Proposi terbaru untuk gencatan senjata, yang diajukan oleh Mesir dan Qatar sebagai mediator dan disetujui oleh Hamas, dipandang sebagai langkah minimal untuk menanggapi tuntutan rakyat dan keberanian perlawanan kelompok tersebut.
Namun, respons Israel terhadap proposal tersebut masih belum jelas. Pejabat Hamas menegaskan bahwa keputusan untuk melanjutkan gencatan senjata ada di tangan Perdana Menteri Israel, Benjamin Netanyahu.
Serangan darat yang dilancarkan Israel di Rafah pada Selasa (7/5) mengawali ketegangan baru di kawasan tersebut, meskipun sebelumnya Hamas telah mengumumkan penerimaan proposal gencatan senjata. Tindakan Israel yang menutup jalur masuk bantuan kemanusiaan ke Palestina semakin meruncingkan situasi.
“Perlintasan Rafah dulunya dan akan tetap menjadi perlintasan murni Mesir-Palestina,” tegas Hamdan, menekankan pentingnya akses lintas batas bagi penduduk Gaza.
Meski Hamas telah menyatakan kesediaannya untuk gencatan senjata, Israel menolak proposal tersebut dengan alasan tidak memenuhi persyaratan yang mereka ajukan. Namun, Israel tetap mengirimkan delegasinya untuk mengikuti perundingan di Kairo, Mesir.
Sementara itu, serbuan Israel di Rafah telah menelan korban jiwa. Bom-bom yang dilepaskan oleh pasukan Israel telah merenggut nyawa belasan orang serta merusak rumah-rumah warga. Kekejaman ini menjadi bagian dari agresi yang sudah berlangsung selama tujuh bulan, dengan lebih dari 34 ribu warga sipil Gaza, sebagian besar perempuan dan anak-anak, tewas akibat tindakan militer Israel.
Di tengah eskalasi kekerasan ini, solidaritas terhadap Palestina semakin meluas, bahkan merambah ke Eropa. Aksi demo yang menggemakan desakan akan gencatan senjata semakin berkembang, menandakan bahwa tindakan kekerasan Israel semakin menuai kecaman internasional.