Koperasi Inovac memproduksi sejak awal 2020, namun secara masif baru dilakukan pada 2022 dan berhasil meraih sertifikasi BPOM di tahun 2021.
“Koperasi Inovac merupakan perpanjangan tangan USK. Kami pun meraih dukungan penuh dari USK dengan seluruh fasilitas yang ada, termasuk ruang produksi BPOM dan riset,” katanya.
BACA JUGA: LINK Tes GAMON (Gagal Move On) dari Mantan Via Google Form Viral TikTok
Direktur Atsiri Research Center (ARC) Syaifullah Muhammad mengatakan, ARC sebagai lembaga riset dan pengembangan, dalam hal ini turut memberikan pelatihan dan bimbingan kepada Koperasi Inovac untuk pengelolaan minyak nilam, hingga melahirkan beberapa produk turunannya.
Menurut Syaifullah, dalam beberapa tahun terakhir, industri nilam di Aceh hampir punah. Bahkan yang tadinya dari market nasional mencapai 55 persen, turun menjadi 35 persen secara keseluruhan.
“Karena memang minyak nilam terbaik itu ada di Aceh. Dengan kenyataan ini, maka kami mengintervensi dengan inovasi dan mengajarkannya kepada masyarakat. Mulai dari pembibitan hingga penyulingan minyak nilam, serta membentuk ekosistemnya dengan membentuk koperasi bersama USK,” katanya.
Dalam bisnisnya, Koperasi Inovac ini pun bekerja sama dengan perusahaan asal Pranvis Nat Green dan membentuk usaha bersama atau sebagai anak usaha U Green yang bertugas melakukan kegiatan ekspor ke Prancis sejak 2022. Dalam kepemilikannya di anak usaha tersebut, Koperasi Inovac memiliki saham 60 persen dan Nat Green sebesar 40 persen.
BACA JUGA: Kronologi Kekerasan di Cicalengka
“Ekspor Minyak nilam dan biji pala yang kelima ke Perancis juga diresmikan oleh Menteri Koperasi dan UKM Teten Masduki. Minyak nilam dan biji pala ini digunakan sebagai bahan baku parfum di sana. Nilainya yang kami ekspor ini mencapai sekitar Rp1 miliar,” katanya.
Syaifullah menjelaskan, bahan baku minyak nilam yang diekspor dari Aceh ini, berkualitas terbaik. Sehingga tak heran industri parfum di Prancis memakai bahan ini. Bahkan minyak nilam tak hanya diolah menjadi parfum tetapi juga produk kosmetik hingga kesehatan (farmasi), karena memiliki kandungan anti-aging di dalamnya.
“Saat ini kami bersama Koperasi Inovac tak hanya mengirim bahan baku untuk ekspor, tetapi juga mengolah dan memproduksinya sendiri. Dari setiap produksi minyak nilam, selalu kami sisihkan sebesar 20 persen produksi untuk dalam negeri dan 80 persennya dibawa ke pasar ekspor. Sekitar 30 produk telah kami hasilkan untuk pasar domestik,” katanya.