Giri menjelaskan, neraca perdagangan luar negeri regional Jabar di bulan Februari 2024 masih melanjutkan surplus sebesar USD 1,99 miliar.
“Tercatat di BPS Jabar nilai ekspor Febuari 2024 mencapai USD 3,00 miliar atau meningkat 2,09 persen dibanding Januari 2024. Sementara nilai impor Febuari 2024 mencapai USD 1,01 miliar atau meningkat 1,24 persen dibanding Januari 2024,” jelas Giri.
Lebih jauh Giri memaparkan, bahwa kinerja ekonomi Jabar triwulan IV-2023 tumbuh positif sebesar 5.15 persen (y-to-v), 5,00 persen (c-to-c).
“Konsumsi Rumah Tangga memiliki kontribusi pengeluaran sebesar 65,98 persen terhadap struktur PDRB, PMTB 25,26 persen, dan Konsumsi pemerintah berkontribusi 6,96 persen,” papar Giri
“Sementara dari sisi sektor usaha didominasi Sektor Industri Pengolahan (41,72 persen PDRB),” imbuhnya.
Giri menuturkan, tingkat inflasi year on year (yoy) di Jabar, lebih tinggi dari inflasi nasional. “Seperti Inflası yoy di Kabupaten Subang, itu mencapai 469 persen. Ini yang tertinggi di Jawa Barat, namun trend secara month to month (mtm) rendah, berkisar 0,15 persen,” tutur Giri.
“Nah, rendahnya inflasi mtm Kabupaten Subang disebabkan adanya penurunan harga beras seiring memasuki masa panen,” imbuhnya.
Giri melanjutkan, pada perkembangan Nilai Tukar Usaha Rumah Tangga Pertanian (NTUP) di Jawa Barat pada bulan Maret 2024 turun dari 119,92 menjadi 119,72, yang diakibatkan turunnya harga komoditas gabah akibat awal panen raya dan naiknya benih padi.
“Indeks Harga Diterima Petani (It) 138,31 turun 0,04 persen dan Indeks Biaya Produksi dan Penambahan Benang Mod sebesar 115,53 naik 0,15 persen. Lima Kota dengan TPK tertinggi yaitu Kota Sukabumi, Kota Depok, Kota Bandung, Kota Bogor, dan Kota Bekasi,” lanjut Giri.
Sementara itu, kata Giri, terkait perkembangan ekspor di Jabar, nilai neraca perdagangan luar negeri pada Febuari 2024 surplus sebesar USD 1,99 miliar. Sedangkan, nilai ekspor Febuari 2024 mencapai USD 3,00 miliar atau meningkat 2,09 persen dibanding Januari 2024.
“Nilai impor Febuari 2024 mencapai USD 1,01 miliar atau meningkat 1,24 persen dibanding Januari 2024,” kata Giri.
Terkait ekspor Nonmigas, pada Febuari 2024 mencapai USD 2,98 miliar, meningkat 2,69 persen dibanding Januari 2024. Namun ekspor Migas menurun sebesar 45,80 persen.
Giri mengungkapkan, peningkatan nilai ekspor Nonmigas terbesar, pada Febuari 2024 terhadap Januari 2024 terjadi pada Golongan Kendaraan dan Bagiannya sebesar USD86,82 juta, diikuti oleh Golongan Mesin dan Peralatan Mekanis sebesar USD16,53 juta serta Mesin dan Perlengkapan Elektrik sebesar USD13,98 juta.