Cimahi Butuh Pemimpin Bersih Korupsi, Jelang Pilkada Beberapa Nama Bacalon Wali Kota Mulai Mencuat

JABAR EKSPRES – Pasca Pemilu 2024, dinamika politik mulai kembali bergeliat. Pasalnya, beberapa daerah di Indonesia bakal menggelar Pemilihan Kepala Daerah (Pilkada) serentak, tak terkecuali di Kota Cimahi.

Meski Cimahi terbilang kota kecil, namun suasana politik di kota yang hanya memiliki tiga kecamatan tersebut tak kalah menarik untuk dicermati. Terlebih, Pilkada kali ini banyak dinilai sebagai penentu kemajuan kota yang hanya memiliki luas kurang lebih 42 kilometer persegi ini.

Apalagi ketiga pemimpinnya terdahulu yakni, Itoc Tochija, Atty Suharti, dan Ajay M. Priatna sama-sama terjerat kasus tindak pidana korupsi. Sehingga, pada Pilkada kali ini masyarakat akan berhati-hati untuk memilih pemimpinya. Sebab, masyarakat tentunya meninginkan pemimpin yang akan datang adalah orang yang benar-benar bersih.

Menanggapi dinamika politik jelang Pilkada serentak di Kota Cimahi, Direktur Indonesia Strategic Institute (Instrat) Adi Nugroho mengaku jika lembaganya telah membahas terkait tokoh-tokoh potensial yang akan melanjutkan kepemimpinan Kota Cimahi ke depan.

”Kami bahas tentang dinamika Pilkada di Cimahi melalui diskusi intensif di Focus Group Discussion (FGD) terbatas yang melibatkan partisipasi sejumlah pengamat dan praktisi politik yang berlangsung pada Rabu (24/4),” ungkap Adi melalui siaran tertulisnya, Sabtu (27/4).

Instrat sendiri merupak lembaga think thank dan kajian pada isu-isu strategis, politik, dan sosial humaniora yang berbasis di Kota Bandung.

Adi mengatakan, selain analisis kualitatif atas situasi yang berkembang di lapangan, FGD dilengkapi dengan analisis hasil-hasil survei kuantitatif yang telah dilakukan Instrat untuk Kota Cimahi secara berkala.

Hasilnya, terdapat beberapa tokoh yang dianggap memiliki peluang untuk maju dalam kontestasi Pilwalkot Cimahi mendatang. Mereka adalah Acep Jamaludin, Adhitia Yudisthira, Bagja Setiawan, Dikdik Suratno Nugrahawan, Enang Sahri Lukmansyah, Faisal Haris, Ngatiyana, dan Ahmad Zulkarnaen.

”Selain nama-nama tersebut, terdapat juga sejumlah nama yang masih dalam proses penjaringan bakal calon wali kota dari Partai Demokrasi Indonesia Perjuangan (PDIP) dan Partai Demokrat, namun masih belum dapat dipastikan finalisasinya,” kata Adi.

Adi menilai, perlu lebih banyak tokoh yang muncul di Pilwalkot Cimahi 2024. Sebab, berdasarkan dua data terakhir Instrat, belum ada tokoh yang memiliki popularitas di atas 50 persen, kecuali Ngatiyana yang popularitasnya mendekati 70 persen.

Berita Terkait

Tinggalkan Balasan