JABAR EKSPRES – Ratusan massa aksi memenuhi halaman bundaran PT Glostar Indonesia (GSI) Kabupaten Sukabumi, pada Kamis (25/4/2024). Aksi unjuk rasa gerakan Bojongraharja memanggil itu meminta untuk memberantas adanya dugaan pungli di pabrik tersebut.
Dalam pantauan Jabar Ekspres, terlihat massa aksi mulai memadati lokasi sekitar pukul 09.00 WIB, hingga siang hari tepatnya di pukul 14.00 WIB para demonstran masih bertahan dan melanjutkan unjuk rasa.
Selain meminta untuk memberantas adanya pungli, massa aksi juga meminta agar pabrik tersebut mengedepankan warga sekitar untuk dijadikan sebagai tenaga kerja.
Koordinator Aksi, Dede Raka, mengatakan bahwa aksi unjuk rasa hari ini (25/4) merupakan bentuk organik keresahan yang dirasakan khususnya warga Desa Bojongraharja, Kecamatan Cikembar, Kabupaten Sukabumi.
“Aksi organik yang dilakukan oleh warga Bojongraharja, dikarenakan adanya sistem yang zalim,” ujarnya pada awak media Rabu (25/4/2024).
BACA JUGA: Nasdem dan Golkar Buka Peluang Koalisi di Pilwalkot Bogor
Ia juga mengklaim bahwa pihaknya mempunyai bukti yang mengindikasikan dugaan pungli itu benar adanya.
“Kami tidak hanya sebatas penduduk, kami mempunya bukti dan fakta mendasar, bahwa kondisinya seperti itu. Perusahaan secara tidak langsung tidak mengakomodir kepentingan daripada warga setempat,” cetusnya.
Sementara itu, Faisal wahyudi (30 tahun) salah seorang warga Desa Bojongraharja yang mengikuti tes masuk ke GSI tak kunjung mendapatkan panggilan, padahal ia sudah dua kali mengikuti tes tersebut.
“Saya di akomodir desa barengan dengan warga tes di pt gsi 1 cikembar serentak tes normal. Namun, hasilnya kita belum tahun dengan alasan nanti akan ada info lebih lanjut,” terangnya.
BACA JUGA: Adiwana Suweta Raih Peringkat Tertinggi di Arena Hotel Internasional
Tak kunjung mendapatkan kabar baik, ia kemudian berinisiatif untuk menanyakan ke pihak desa soal kejelasan statusnya apakah diterima atau seperti apa, namun dirinya malah digantung dan tak mendapatkan kejelasan.
“Alasannya nanti ada panggilan lagi, kita tanya ke desa katanya belum ada info dari manajemen gsi, kita tanya ke gsi bilangnya nanti informasi melalui desa jadi hanya saling lempar,” sambungnya.